KARHUTLA

Pesisir Pulau Rangsang Terbakar

Kepulauan Meranti | Rabu, 08 Juli 2020 - 10:29 WIB

Pesisir Pulau Rangsang Terbakar
Tim dari jajaran Polri melakukan pemadaman di lokasi titik api Sungai Gayung Kiri, Kecamatan Rangsang Pesisir, Kepulauan Meranti, Selasa (7/7/2020).(WIRA SAPUTRA/RIAUPOS.CO)

SELATPANJANG (RIAUPOS.CO) -- Pesisir Pulau Rangsang, Kepulauan Meranti, Provinsi Riau kembali membara. Bahkan jumlah titik api di sana terpantau dominan ketimbang daerah lain. Kondisi itu dipantau melalui Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru, Selasa (7/6) siang.  Jumlah titik panas (hot spot) di Riau di hari yang sama sekitar pukul 10.34 WIB terpantau 33 titik dengan level konfiden  di atas 50 persen.

Sebaran titik api berada di Pelalawan 4 titik, Siak 2, Rokan Hulu 1, Indragiri Hilir 1, Indragiri Hulu 1. Dan jumlah titik api terbesar berada di Meranti, dengan jumlah 24 titik. Lokasinya tepat di Sungai Gayung Kiri, Kecamatan Rangsang Pesisir, Kepulauan Meranti.  Keterangan yang dihimpun Riau Pos melalui Kasi Karhutla dan Kecelakaan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kepulauan Meranti, Ekaliptus, kejadian berlangsung sejak Senin (6/7) sore.  Menurutnya titik api berada tidak jauh dari lahan konsesi hutan tanaman industri (HTI) yang dikelola PT SRL.


"Proses pemadaman hingga saat ini masih berlangsung. Namun kondisinya tidak separah malam," ujarnya.

Tersebab titik lokasi berada jauh dari pusat Kepulauan Meranti: Selatpanjang, saat ini jajaran BPBD belum melibatkan diri untuk melakukan penanggulangan. Dengan demikian, untuk gambaran kondisi di lapangan ia mengarahkan Riau Pos menghubungi pihak kecamatan.

Terpisah, jajaran Pemerintah Kecamatan Rangsang Pesisir Muharayar mengaku tidak memiliki kendala dalam proses penanggulangan. Untuk personel pemadam gabungan dari lintas sektor berjibaku sejak kemarin sore.

"Kemarin sore (Senin, red) proses pemadaman sempat dibantu water bombing. Puluhan personel terdiri dari jajaran pemcam, pemdes, polisi, TNI, MPA, dan jajaran perusahan berjibaku lakukan proses pemadaman. Titik api sudah mulai berkurang," tambahnya.

Dikatakan Muharayar, dari hasil pantauannya di titik lokasi, estimasi sementara tidak kurang 4 hektare yang ludes tergarap api.

Mengeluh Tak Berduit
Di waktu yang sama, Kapolres dan Sekda Meranti menggelar rapat koordinasi (rakor) antisipasi dan penanggulangan karhutla. Rapat dilaksanakan tepat di salah satu ruangan Mapolres Kepulauan Meranti, Jl. Gogok, Kecamatan Tebingtinggi Barat. Seperti disampaikan oleh Kapolres Meranti AKBP Taufik Lukman menganggap perlunya beberapa penekanan yang harus menjadi perhatian bersama. Yang tak kalah penting menurutnya sumber air seperti embung dan sekat kanal berfungsi dalam proses pemadaman.

"Karena untuk pengendalian terjadinya kebakaran ketersediaan air sangat penting. Untuk itu saya harap pemcam dan pemdes dapat memastikan embung dan sekat kanal memiliki air," ujarnya.

Selain itu kepada semua pihak terkait tetap fokus pada upaya pencegahan. Iq menilai itu lebih efektif, efisien. Sebab jika terjadi kebakaran yang luas apalagi di lahan gambut akan sulit untuk melakukan pemadaman. Untuk itu ia meminta kepada kecamatan, desa dan polsek serta Aparat TNI dan semua pihak terkait dapat mengaktifkan kembali posko karhutla di wilayahnya masing-masing, begitu juga dengan masyarakat peduli api. Selain itu juga dapat mempersiapkan semua peralatan yang diperlukan.

Kemudian dikatakan Kapolres dalam penanggulangan karhutla saat ini sedikit lebih berat karena dihadapkan dengan pandemi Covid-19. Jadi tidak hanya penanganan karhutla tetapi juga harus fokus pada upaya pencegahan penyebaran Covid-19. Dengan begitu, titik strategis rawan karhutla hendaknya dibentuk kampung tangguh nusantara untuk digencarkan sosialisasi pencegahan, sekaligus mendisiplinkan masyarakat untuk mematuhi protokol kesehatan dalam upaya mencegah penyebaran Covid-19.

Menanggapi apa yang dipaparkan oleh Kapolres, Kalaksa BPBD Kepulauan Meranti Drs Idris Sudin mengeluh. Dalam menangani karhutla pihaknya masih dihadapkan pada kendala utama masalah anggaran yang belum tersedia.

"Begitu juga embung atau sumber air di lokasi potensial terjadinya karhutla," ujarnya.

Menyikapi masalah anggaran, Pj Sekda Meranti Bambang Supriyanto akan  mengupayakan. "Akan kita upayakan anggaran penanggulangan agar dapat segera dicairkan," ujarnya.

Namun kembali, menurut Bambang semuanya tergantung dari ketersediaan anggaran di kas daerah yang diperuntukan untuk penanganan bencana tersebut. Dengan demikian Sekda juga meminta kepada semua pihak mulai dari BPBD, Kecamatan, Desa, Kepolisian dan TNI, masyarakat serta instansi terkait lainnya dapat meningkatkan sinergitas untuk bersama-sama mengantisipasi terjadinya Karlahut ditengah Pandemi Covid-19 saat ini.

"Karena tanpa sinergitas dan kerjasama dari semua pihak upaya antisipasi dan penanggulangan karhutla di wilayah Kepulauan Meranti akan sulit dilakukan," ujarnya.(wir)

Laporan: WIRA SAPUTRA (Selatpanjang)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook