Pembangunan Irigasi Pertanian Rampung

Kepulauan Meranti | Rabu, 05 Juli 2023 - 12:40 WIB

Pembangunan Irigasi Pertanian Rampung
Kondisi salah satu lokasi desa di Rangsang Barat ketika hujan deras hingga menimbulkan genangan air yang berlangsung beberapa waktu lalu. (WIRA SAPUTRA/RIAUPOS.CO)

SELATPANJANG (RIAUPOS.CO) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kepulauan Meranti merampungkan pembangunan empat titik irigasi yang dikeluhkan petani di wilayah Pulau Rangsang. 

Puluhan hingga ratusan hektare sawah kelompok tani di pulau yang berbatasan dengan Selat Malaka itu selalu gagal tanam hingga panen, karena banjir rob dan hujan. 


Empat titik irigasi tersebut dikabarkan telah rampung dan dibenarkan Plt Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kepulauan Meranti Rahmat Kurnia melalui Kabid SDA Sugeng Widodo, kepada Riau Pos, Selasa (4/7). 

“Ada empat titik yang telah rampung kita bangun dalam tahun anggaran 2023 ini. Seluruhnya berdekatan dengan lahan pertanian yang sempat dikeluhkan petani setempat,” ungkapnya. 

Adapun kegiatan pertama mencakup irigasi Desa Teluk Buntal sepanjang 2,1 kilometer dan  Desa Kedabu Rapat sepanjang 3,5 kilometer menjadi prioritas guna memperlancar aliran dan saluran air dalam pengembangan luas lahan pertanian.

Selain kebutuhan lahan pertanian, pembangunan yang sama juga turut berlangsung di Desa Wonosari, drainase sepanjang 94 meter guna meperlancar kebutuhan SPAM atau persediaan air bersih warga. Terakhir drainase dan kanal Desa Sungai Tohor 400 meter untuk menghindari banjir dan genangan rob.

“Dari empat kegiatan tersebut tertuang dalam ABPD Kepulauan Meranti dengan pagu anggaran tidak kurang dari Rp730 juta. Alhamdulillah sudah rampung,” ungkapnya.

Selain pembangunan yang digagas hingga ditindaklanjuti oleh pihaknya, Sugeng mengaku kegiatan yang serupa juga sedang dilaksanakan Pemerintah Provinsi Riau.

Dominan atensi pembangunan berlangsung di Pulau Rangsang, namun persis lokasi ia mengaku tidak mengetahui secara rinci. 

“Itu kalau tidak salah dari bantuan keuangan provinsi. Kabarnya hampir Rp3 milliar. Tapi titik lokasinya kami tidak tau persis, karena tidak menjadi wewenang kabupaten melain Pemprov Riau,” ungkapnya.

Diketahui produksi beras lokal Kepulauan Meranti hanya memenuhi 27 persen kebutuhan masyarakat setempat. Sisanya pemenuhan kebutuhan komoditas tersebut masih dominan dipasok dari luar daerah.(gem)

Laporan WIRA SAPUTRA, Selatpanjang









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook