KEPULAUANMERANTI (RIAUPOS.CO) - Pemkab Kepulauan Meranti meminta PT Gelombang Seismik Indonesia (GSI) bergerak di bidang jasa survei seismik yang beroperasi di wilayah Kecamatan Tebingtinggi Barat, Kabupaten Kepulauan Meranti, agar merekrut tenaga kerja lokal.
Pernyataan ini dipicu pascaperekrutan tenaga kerja yang dilaksanakan oleh subkontraktor EMP Malacca Strait SA bergerak pada eksplorasi dan eksploitasi minyak bumi setempat dominan berasal dari luar daerah.
Plt Kepala Bidang Tenaga, Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu dan Tenaga Kerja (DPMPTSPTK) Kepulauan Meranti, Siska mengatakan pihaknya sudah berkali-kali menyurati PT GSI terkait pekerja dari luar daerah.
"Kita sudah dua kali menyurati perusahaan ini terkait permintaan data para pekerjanya yang berasal dari luar daerah. Namun hingga saat ini belum ada respon. Ada mereka memberikan daftar nama, namun mereka tidak lengkap memberinya," katanya, Selasa (31/8).
Dikatakannya, dalam perekrutan tenaga kerja, perusahaan menggunakan sistem outsourcing yang menggandeng perusahaan lain CV Opsi Dian.
Dalam perekrutan tenaga kerja dari luar daerah, dijelaskan ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi oleh pihak perusahaan, dan itu sudah diatur dalam Peraturan Daerah Kepulauan Meranti Nomor 23 tahun 2011 tentang tenaga kerja.
Party Chief Manager PT GSI, Turman Dolok Saribu ketika dikonfirmasi mengenai hal ini mengatakan, pihaknya membantah jika tidak memahami pasal yang tercantum di dalam perda terkait persentase antara jumlah tenaga kerja lokal, dan yang berasal dari luar daerah.
"Kita memahami persentase pembagian tenaga kerja luar dan lokal seperti yang tertera di dalam Perda. Hanya saja, ketika pekerjaan ini sudah kita tawarkan kepada para pekerja masyarakat tempatan, banyak di antara mereka yang menyatakan tidak sanggup," katanya.
Dikatakannya lagi, pihaknya berkeinginan sekali merekrut tenaga kerja lokal. Namun menurutnya tidak ada yang sanggup. Bahkan untuk merekrut pekerja dari luar membutuhkan kos biaya yang sangat tinggi.
"Setelah mereka bekerja banyak yang tidak sanggup. Padahal jauh lebih untung jika kami menggunakan pekerja lokal. Jika kami menggunakan tenaga kerja luar, biayanya sangat tinggi. Karena ongkos perjalanannya ditanggung," ungkapnya.
Kondisi perusahaan sudah dalam keadaan sulit, hanya saja saat ini masih bertahan merupakan bagian dari komitmen.(wir)