BANGKINANG (RIAUPOS.CO) -- Hari ini merupakan hari ke-13 Riska Ramadila, penderita kanker di kaki berada di RSPAD di Jakarta. Sejauh ini Riska masih dalam pengawasan dokter guna persiapan menjalani kemo terapi.
Namun, di tengah persiapan itu, kondisi Riska sempat menurun. Menurutnya pamannya Ulil Amri yang ikut mendampingi, kondisi siswi SMAN 1 Lipatkain itu sempat menurun.
"Pagi tadi (kemarin, red) sekitar pukul 6.00 WIB pagi, waktu ke kamar kecil Riska sempat pingsan dan terpaksa dibopong kembali ke tempat tidur. Hb darahnya sempat turun, terus nafsu makannya juga berkurang. Sejauh ini masih persiapan kemo," kata Ulil lewat sambungan telepon, Rabu (19/2).
Ulil menyebutkan, pihak keluarga yang mendampingi terlibat akif proses perawatan Riska. Karena dirinya selalu dibawa rapat bersama tim dokter yang menangani Riska di RSPAD Jakarta.
Saat ini Riska sedang dipersiapkan untuk kemoterapi model baru. Karena menurutnya, kemoterapi yang biasa digunakan untuk kanker bisa menyebabkan kerontokan rambut kepala hingga bulu mata. Selain itu juga bisa menyebabkan selera makan berkurang.
"Ada teknologi baru, kemo trans arterial chemo infusion, dia langsung memasukkan obat kemoterapi ke dalam pembuluh darah. Itu efeknya minimal, ini yang kami harapan yang dijalani Riska nanti. Kami dari keluarga hanya berharap yang terbaik," kata Ulil.
Ulil menyebutkan ketua tim dokter yang menangani Riska adalah Letkol dr Zuhri Efendi Sp OT (K) Onk. Kemungkinan besar Riska, menurut Ulil, akan ditangani dengan kemoterapi cara baru tersebut. Namun hingga kini Riska masih diobservasi untuk kesiapannya menjalani operasi. Namun pihak keluarga diminta sabar menunggu. Begitu juga Riska diminta untuk menguat diri dan selalu tabah.
"Kalau kami dari pihak keluarga ingin cepat, namun dokter kelihatannya sangat berhati-hati menangani Riska. Kami hanya berharap yang terbaik, selama masih ada teknologi yang bisa mencegah opsi amputasi, kenapa tidak manfaatkan itu. Karena, kami juga sudah cukup lama di sini, biaya terus berjalan," sebut Ulil.
Ulil menyebutkan, saat ini pihak keluarga yang mendampingi sekitar tujuh orang tidak bisa bekerja selama di Jakarta. Uang didonasikan untuk Riska yang lama-kelamaan terus terpakai. Maka pihak keluarga keluarga berharap Riska bisa cepat sembuh dan pulang. Sejauh ini, biaya penginapan mereka ditanggung salah satu yayasan milik pengusaha dan politikus Aburizal Bakrie. Sementara biaya pengobatan Riska sepenuhnya ditanggung BPJS Kesehatan.
"Kami tidak bisa lama-lama di sini, karena biaya terus juga keluar. Pihak-pihaknya yang selama ini menyatakan siap membantu, sangat kami apresiasi, tapi mereka ternyata sulit juga datang menemui kami di Jakarta. Ini mengapa dulu kami ragu berangkat ke Jakarta, karena kami takut kehabisan biaya," sebut Ulil.(kom)
Laporan : HENDRAWAN