Warga Binaan Lapas Kelas IIA Bangkinang Asimilasi Bidang Pertanian

Kampar | Senin, 18 November 2019 - 11:59 WIB

Warga Binaan Lapas Kelas IIA Bangkinang Asimilasi Bidang Pertanian
FOTO BERSAMA: Kalapas Kelas IIA Bangkinang Herry Suhasmin (lima kiri) berfoto bersama jajaran dan perwakilan warga binaan yang mengikuti program asimilasi bidang pertanian, Sabtu (16/11/2019).(hendrawan/riau pos)

KAMPAR (RIAUPOS.CO) -- Tidak kurang dari sembilan warga binaan lembaga pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Bangkinang mengikuti program asimilasi. Mereka merupakan bagian dari warga yang akan mengikuti program asimilasi dengan jumlah maksimal 50 orang ke depannya. Kegiatan asimilasi tahun ini mengambil bidang pertanian, budidaya tanaman holtikultura seperti sayur-sayuran.

 


Program ini secara resmi dimulai yang ditandai dengan penanaman bibit jagung dua tongkol perdana yang dilakukan Kepala Lapas Kelas IIA Bangkinang Herry Suhasmin, Sabtu (16/11). Jagung akan ditanam di lahan cadangan Lapas Kelas IIA Bangkinang seluas 1 hektare, dari total 2 hektare lahan yang akan dimanfaatkan tujuan produktif.

Herry menjelaskan, Lapas Bangkinang selama ini memiliki lahan cadangan yang tidak produktif. Lahan tidur itu dimanfaatkan untuk memberikan keterampilan bercocok tanam kepada warga binaan. Menurutnya, mereka yang sudah menjalani setengah masa tahanannya bisa mengikuti asimilasi ini.

''Program ini diperuntukkan bagi para warga binaan sebagai bentuk pembinaan kemandirian. Diharapkan, begitu mereka kembali ke masyarakat bisa menerapkan keterampilan bercocok tanam ini hingga bisa lebih mandiri. Sementara bagi lapas, ini merupakan upaya pemanfaatan lahan tidur menjadi lahan produktif,'' sebut Herry didampingi Kasi Pembinaan Lapas Kelas IIA Bangkinang Ismadi.

Penanaman jagung hari itu bukan yang pertama. Sebelumnya, para warga binaan juga telah menanam sejumlah sayur bahkan hasilnya sudah bisa dimanfaatkan di lapas. Adapun 1 hektare lahan tersisa akan ditanam ubi racun untuk memberikan variasi tanaman. Ini bertujuan untuk memperluas wawasan para warga binaan di bidang pertanian.

''Jadi warga binaan ini tidak hanya mendapatkan pengetahuan sekaligus belajar mandiri. Hasil panen dari tanaman ini juga ada sebagian disisihkan untuk mereka. Sementara sisanya akan menjadi Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNPB) ke kas negara dan sebagian ke kas Lapas. Namun, inti dari program ini bagaimana warga binaan begitu keluar dari lapas sudah memiliki life skill dan bisa mandiri,'' sebut Herry.

Salah seorang warga binaan yang ikut program ini adalah Faizal. Pria yang sudah menjalani tiga tahun tujuh bulan hukumannya ini merasa senang ikut program asimilaso bidang pertanian ini.

Selain mendapatkan kemampuan baru tentang pengolahan lahan sampai cocok tanam, dirinya juga bisa sedikit menghirup udara luar di sela-sela kegiatan. ''Tiga tahun tujuh bulan itu lama, bosan. Jadi saya sangat senang. Selain dapat ilmu juga bisa melihat-lihat keluar menjelang bebas,'' terangnya.(c)

Laporan: Hendrawan kariman









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook