Disbunnak Keswan Tunggu Hasil Labor Dari Balai Veteriner Bukittinggi

Kampar | Jumat, 09 September 2022 - 10:18 WIB

Disbunnak Keswan Tunggu Hasil Labor Dari Balai Veteriner Bukittinggi
Tim dari Balai Veteriner Bukittinggi dan Disbunnak Keswan Kampar mengambil sampel penyakit kerbau di Desa Gunung Bungsu, Kecamatan XIII Koto Kampar, Selasa (6/9/2022). (DISBUNNAK KESWAN KAMPAR UNTUK RIAU POS)

XIII KOTO KAMPAR (RIAUPOS.CO)- Hampir sebulan terakhir peternak di tiga desa di Kecamatan XIII Koto Kampar dan Kecamatan Koto Kampar Hulu dihantui penyakit hewan kerbau.

Untuk memastikan penyakit yang mewabah dan telah menjangkiti 470 ekor kerbau di tiga desa tersebut, Dinas Perkebunan Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disbunnak Keswan) Kampar menggandeng Balai Veteriner Bukittinggi melakukan pengambilan sampel yang bertujuan untuk mengetahui secara pasti penyakit yang menyerang kerbau milik masyarakat ini.


Selain menggandeng Balai Veteriner Bukittinggi, Kamis (8/9) Dinas Peternak dan Kesehatan Hewan Provinsi Riau ke Desa Gunung Bungsu dan Candi Muara Takus untuk mengecek penyakit mulut dan kuku.

Sesuai dengan instruksi pak sekda, semua dokter hewan yang ada di Kabupaten Kampar turun ke Kecamatan XIII Koto Kampar dan Kecamatan Koto Kampar Hulu untuk memastikan dan juga membantu masyarakat.  

“Kalau ternaknya sakit diobati dan kalau sehat kita vaksinasi,” jelas Kepala Bidang (Kabid) Kesehatan Hewan drh Deyus Herman, Selasa (6/9).

Pihaknya, meminta Balai Veteriner Bukit Tinggi  untuk mengambil sampel guna mengetahui secara pasti penyakit apa yang menyerang kerbau di sini, apakah  penyakit SE atau PMK, atau bahkan penyakit lainnya.

Perwakilan dari Balai Veteriner Bukit Tinggi drh Rahmanitia menjelaskan, pihaknya mengambil 6 sampel di lokasi yang berbeda dan  membutuhkan waktu 1-3 hari sebelum hasilnya ke luar.

”Kalau melihat gejala, mengarah ke PMK, jadi dari sampel yang sudah kita ambil nanti kita bawa ke labor, kalau untuk pengujian akan kita lakukan sesegera mungkin dan hasilnya akan kita sampaikan secepatnya yaitu satu sampai tiga hari ke depan,” paparnya.

PMK atau dikenal juga sebagai foot and mouth disease (FMD) atau penyakit mulut dan kuku adalah penyakit hewan menular bersifat akut yang disebabkan virus, sedangkan penyakit septicaemia epizootuca (SE) atau yang dikenal juga dengan penyakit ngorok disebabkan oleh bakteri.

Menanggapi fenomena ini, Dayus Herman berpesan kepada para peternak agar tetap tenang menghadapi penyakit ini dan tidak kapok untuk beternak karena penyakit ini ada obatnya.

“Kami berharap seluruh peternak di Kabupaten Kampar khususnya di Kecamatan XIII Koto Kampar dan Koto Kampar Hulu agar tidak kapok beternak, karena semuanya ada jalan keluarnya, ada obatnya,” jelasnya.  

Dia menambahkan, kasihan masyarakat sudah beternak bertahun-tahun tapi nilai jualnya sangat rendah. Pihaknnya berpesan kepada masyarakat jangan buru-buru menjual hewan ternaknya karena hewan ternak yang terjangkit masih bisa disembuhkan. Sebenarnya angka penularannya tidak sampai setinggi itu hanya saja ketakutan masyarakat menyebabkan banyaknya ternak yang di jual.(kom)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook