Sekda Kampar: Jangan Gengsi Jadi Petani

Kampar | Senin, 06 Juli 2020 - 11:18 WIB

Sekda Kampar: Jangan Gengsi Jadi Petani
Sekda Kampar Yusri yang juga Ketua Kelompok Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kabupaten Kampar mencoba langsung salah satu peralatan pertanian di persawahan di Desa Pulau Tinggi. Diskominfo dan Persandian Kampar

(RIAUPOS.CO) - SEKRETARIS Daerah (Sekda) Kampar yang juga Ketua Kelompok Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kabupaten Kampar, Yusri, memberi wejangan penting bagi masyarakat. Terutama kawula muda di Kabupaten Kampar. Pria yang bergelar Datuok Bandaro Mudo ini menyebutkan profesi petani adalah salah satu profesi bergengsi saat ini. Karena menurutnya, sudah banyak petani yang terbukti sukses dan berkehidupan mapan.

Hal ini disampaikan Yusri saat mewakili Bupati Kampar Catur Sugeng Susanto untuk melakukan Penanaman Bibit Padi Unggul Perdana di Desa Muara Jalai, Kecamatan Kampar Utara pada Jumat (3/7) lalu.


 ‘’Jangan pernah gengsi jadi petani. Banyak golongan petani menjadi orang sukses, banyak diantara mereka meningkat taraf gidupnya menjadi masyarakat ekonomi menegah keatas. Percayalah, apabila bersungguh-sunguh dalam bertani, pasti seorang bisa berada di posisi sebagai orang kaya,’’ kata Yusri.

Bertani adalah pilihan yang sangat tepat saat ini. Apalagi produk pangan tidak pernah menurut permintaannya di pasar. Jumlah penduduk terus meningkat maka kebutuhan bahan pangan produk pertanian juga akan terus meningkat. Maka menurut Yusri, tidak keraguan tentang hal itu. Ditambah lagi, pemerintah selalu memperhatikan para petani.

Maka tidak heran, pada beberapa kesempatan Yusri juga sering mengingatkan kepada para ASN untuk memulai angsur-angsur untuk bertani. Tujuannya, diharapkan begitu ASN pensiun, maka hasil pertanianlah yang akan menopang kebutuhan sehari-hari pasca purna bakti nanti. ‘’Kita saat ini bisa sukses, termasuk Saya, adalah berkat seorang anak petani. Orang tua kita dulu bertani untuk menyekolahkan kita,’’ sebut Yusri.

Yusri melihat saat ini kalangan milenial terlihat gengsian kalau diminta untuk mengolah sawah atau menjadi seorang petani. Padahal menurut Yusri, di negara maju, para petani menjadi pekerjaan yang sangat mulia. Karena sudah sangat jelas, bidang pertanian sangat menjanjika secara perekonomian.

‘’Jika masih mengacu pada pola pertanian tradisional, memang gengsi. Tapi kalau generasi masyarakat kita yang sudah melek teknologi, membuka lahan pertanian secara modern seperti pengolahan dan penanaman yang kita lakukan saat ini, tentu hasilnya melimpah dan gengsinya bisa naik. Karena hasil sangat menjanjikan. Sehingga hari ini memang terus Kita dorong masyarakat untuk dapat kembali semangat bertani,’’ sebut Yusri.

 Yusri berharap tidak ada lagi tanah yang tidak terolah. Semua lahan yang tersedia harus dapat dimaksimalkan untuk produksi bahan pangan. Minimal masyarakat menanam buah-buahkan di pekarangan rumah. Untuk lahan sawah dirinya meminta petani untuk tidak fokus hanya padi saja. Karena pada waktu bersamaan bisa  dilakukan tumpang sari. Dirinya mencontohkan, saat musim hujan bisa tanam padi sementara pada  musinm panas bisa menanam jagung atau kacang tanah.(adv)

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook