BEIJING (RIAUPOS.CO) – Hubungan Amerika Serikat (AS) dan Cina menegang di Selat Taiwan. Itu terjadi setelah Washington mengutus dua kapal perang melintasi selat yang memisahkan Taiwan dan Cina tersebut. Beijing menganggap tindakan itu sebagai provokasi dan bersiap meresponsnya dengan tegas.
’’Kami siap menggagalkan segala bentuk provokasi.” Pernyataan itu dipublikasikan oleh militer Cina pada Ahad (28/8/2022). Sebelumnya, AS menyatakan bahwa USS Antietam dan USS Chancellorsville melintasi Selat Taiwan. Dua kapal perang itu merupakan kapal penjelajah berpeluru kendali kelas Ticonderoga.
Juru Bicara Komando Teater Timur Pasukan Pembebasan Rakyat (PLA) Tiongkok Shi Yi menyebut tindakan AS itu berlebihan.
’’Militer Cina telah melakukan pelacakan keamanan dan pemantauan lintasan kapal perang AS di seluruh jalur,’’ ujarnya seperti dikutip The Washington Post. Cina juga mengaku terus memantau pergerakan dua kapal milik AS itu.
Selat Taiwan yang memisahkan Taiwan dan Cina memang menjadi area sensitif bagi dua negara. Tepatnya, sejak Taipei memisahkan diri dari Beijing. Selat itu membentang sekitar 160 kilometer dari daratan utama (mainland) Cina ke Taiwan.
Belakangan, militer AS dan beberapa negara Barat sering mengirimkan kapal melewati selat tersebut. Alasannya, selat itu merupakan jalur perlintasan internasional dan armada milik negara mana pun sah-sah saja melayarinya. Beijing jelas tidak suka dengan pendapat tersebut.
Cina selalu menganggap Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya. Karena itu, Selat Taiwan adalah bagian dari Cina dan tidak bisa sembarangan dilewati oleh armada dari mana saja. Siapa pun yang hendak melintas harus minta izin ke Beijing dulu.
’’Sepertinya sudah mulai muncul kekhawatiran terhadap Cina yang memicu pergolakan di Selat Taiwan,’’ ungkap Nicholas Burns, duta besar AS untuk Cina.
Transit dua kapal perang AS itu merupakan yang pertama sejak kunjungan Ketua DPR AS Nancy Pelosi ke Taiwan. Politikus perempuan tersebut melawat ke Taiwan pada 2 Agustus lalu. Itu menandai kunjungan perdana oleh pejabat tinggi AS. Sebelumnya, tidak pernah ada ketua DPR yang menginjakkan kaki di Taipei.
Pasca kunjungan Pelosi, Cina menggelar latihan perang terbesar yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Beberapa titik di Taiwan juga dijaga ketat dan sempat membuat kapal-kapal barang tidak berani lewat.
Armada Ketujuh AS mengatakan bahwa melintasnya USS Antietam dan USS Chancellorsville itu menjadi bagian dari komitmen terhadap jalur Indo-Pasifik yang terbuka dan bebas. Kebebasan navigasi dan penerbangan di laut lepas berlaku sesuai dengan ketentuan hukum internasional.
’’Kapal-kapal ini transit melalui koridor di selat yang berada di luar laut teritorial negara pantai mana pun. Militer AS terbang, berlayar, dan beroperasi di mana pun yang diizinkan hukum internasional,’’ demikian penjelasan tertulis Armada Ketujuh AS seperti dikutip Agence France-Presse.
Di bawah kepemimpinan Presiden Cina Xi Jinping, pernyataan-pernyataan soal Taiwan kian agresif. Beberapa tahun terakhir juga terjadi peningkatan aktivitas militer. Alasan itu pula yang membuat AS turun tangan. Sejatinya AS tidak memiliki hubungan diplomatik resmi dengan Taiwan. Tapi, Washington lebih condong menjadi sekutu Taiwan. AS bahkan berencana bakal merutinkan kunjungan kenegaraan ke Taiwan.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Edwar Yaman
