KABUL (RIAUPOS.CO) - Serangan udara menggunakan pesawat nirawak (drone) Amerika Serikat (AS) disebut menewaskan dua pentolan ISIS di Afghanistan.
Dalam keterangannya pada Sabtu (28/8/2021), Kementerian Pertahanan AS di Pentagon, mengatakan, selain tewasnya dua pentolan itu, sejumlah militan lain terluka. Namun, diklaim tak ada warga sipil yang jadi korban dalam serangan pada Sabtu dini hari tersebut.
Serangan udara itu berlangsung dua hari setelah bom bunuh diri pada Kamis (26/8) di Bandara Kabul, Afghanistan, yang menewaskan sejumlah orang termasuk 13 prajurit AS. Namun, Pentagon menolak memperjelas informasi apakah orang-orang yang ditargetkan serangan udara AS itu adalah mereka yang terlibat langsung dengan bom bunuh diri di bandara.
"Mereka adalah perencana dan fasilitator ISIS-K. Sudah cukup alasan untuk serangan udara," ujar juru bicara Pentagon, John Kirby, seperti dikutip dari AFP.
"Faktanya bahwa dua individu ini tidak lagi berjalan di permukaan bumi, itu adalah sebuah hal yang baik," tambahnya.
Sebagian warga ibu kota Provinsi Nangarhar, Jalalabad, mengatakan, mereka mendengar beberapa ledakan dari serangan udara pada Sabtu dini hari lalu. Namun, beberapa tak yakin apakah itu serangan udara oleh AS.
Tetua komunitas di Jalalabad, Malik Adib, mengatakan, setidaknya ada tiga tewas dan empat terluka akibat serangan udara. Adib pun menjelaskan Taliban pun datang untuk melihat dan menginvestigasi insiden tersebut.
"Perempuan dan anak ada di antara para korban," ujar Adib yang mengaku tak memiliki informasi terkait identitas korban.
Sementara itu seorang komandan senior di Taliban mengatakan beberapa anggota ISIS-K telah ditangkap diduga terkait dengan serangan di Kabul.
"Mereka telah diinterogasi oleh tim intelijen kami," ujar dia.
Namun, juru bicara Taliban sejauh ini menolak memberikan komentar resmi terkait serangan udara tersebut.
Sumber: AFP/Reuters/CNN/Berbagai Sumber
Editor: Hary B Koriun