"Ini adalah serangan pada warga kami yang meminta saya untuk membantu mereka segera," katanya.
Moskow mengatakan akan berkonsultasi dengan Kazakhstan dan sekutunya tentang langkah-langkah mendukung "operasi kontra-teroris" di Kazakhstan dan mengulangi pernyataan Tokayev bahwa pemberontakan itu diilhami asing.
Baik Kazakhstan maupun Rusia tidak memberikan bukti untuk mendukung pernyataan itu. Moskow tidak mengungkapkan berapa banyak pasukan yang dikirim, dan tidak mungkin untuk memastikan apakah ada di antara mereka yang terlibat dalam kerusuhan Kamis.
Sekretaris jenderal aliansi bekas Soviet --Organisasi Perjanjian Keamanan Bersama-- mengatakan kepada kantor berita RIA bahwa pasukan penjaga perdamaian secara keseluruhan akan berjumlah sekitar 2.500 orang dan dapat diperkuat jika perlu.
Pasukan itu diharapkan menjadi misi singkat "beberapa hari atau minggu", katanya seperti dikutip RIA.
Pada Rabu (5/1), juru bicara presiden Rusia, Dmitry Peskov mengatakan bahwa Kazakhstan mampu menyelesaikan masalahnya sendiri dan yang penting adalah tidak ada intervensi asing.
Peskov mengatakan Kazakhstan tidak meminta bantuan Rusia untuk menangani aksi protes yang membuat pemerintahan Kazakhstan mundur.
Terkait perkembangan terkini di Kazakhstan, Amerika Serikat mengatakan sedang memantau dengan cermat laporan tentang pengerahan pasukan Rusia itu dan menambahkan bahwa pihaknya memiliki pertanyaan tentang apakah pasukan itu diundang secara sah ke negara itu.
"Kami memiliki pertanyaan tentang penempatan itu justru karena Kazakhstan, pemerintah Kazakhstan ... memiliki sumber dayanya sendiri, dan pemerintah telah dibentengi dengan baik," kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Ned Price.
"Kami akan mengawasi dengan cermat setiap pelanggaran hak asasi manusia dan upaya atau tindakan apa pun dari pihak pasukan asing untuk merebut lembaga-lembaga Kazakhstan," tambahnya.
Kedatangan cepat pasukan Rusia menunjukkan kesediaan Kremlin untuk menjaga pengaruhnya di negara bekas bagian Uni Soviet itu dengan kekuatan.
Sumber: AFP/Reuters/JPNN/Berbagai Sumber
Editor: Hary B Koriun