NUR-SULTAN (RIAUPOS.CO) -- Sejumlah negara ikut membantu pemerintah Kazakhstan menghantam aksi massa yang telah menyebabkan negara tersebut berada dalam status darurat sejak Rabu (5/1) lalu.
Hal itu terungkap dari pidato Presiden Kazakhstan Kassym-Jomart Tokayev yang disiarkan langsung oleh stasiun televisi setempat, Jumat (7/1). Setelah mengumumkan perintah tembak mati terhadap para perusuh yang disebutnya sebagai teroris antek asing, Tokayev mengucapkan terima kasih kepada negara sahabat yang telah memberikan bantuan.
Presiden Rusia Vladimir Putin, Presiden China Xi Jinping dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan adalah beberapa yang dia sebut secara langsung. "Kami harus berhadapan dengan bandit bersenjata yang mempunyai persiapan matang, baik lokal maupun asing. Lebih tepatnya, dengan teroris. Jadi kami harus menghancurkan mereka, ini akan segera berakhir," ujar presiden ke-2 Republik Kazakhstan itu.
Tokayev mengungkapkan bahwa Rusia bukan satu-satunya sahabat yang sudah mengirim tentara ke Kazakhstan. Menurut mantan diplomat Uni Soviet yang pernah berdinas di Singapura dan Cina itu, pasukan penjaga perdamaian dari beberapa negara lain juga telah tiba. Tokayev pun menegaskan keterlibatan tentara asing dalam konflik ini adalah atas permintaannya dan kehadiran mereka hanya bersifat sementara.
Politisi 68 tahun itu juga mengatakan semua yang terjadi saat ini, termasuk keputusannya melibatkan pihak asing, tak lepas dari kesalahan Kazakhstan sendiri.
Menur Tokayev, penting untuk dipahami kenapa negara selama ini seolah mengabaikan pergerakan kelompok di belakang kerusuhan. "Mengabaikan persiapan serangan teroris, oleh kelompok-kelompok militan rahasia," pungkas ketua umum Nur Otan, partai terbesar Kazakhstan yang telah memenangkan setiap pemilu sejak negara itu berdiri pada 1999.
Sumber: Jpnn.com
Editor: Rinaldi