NEW HOPE DAHLAN ISKAN

Buah Bibir Dunia untuk Kampung Miskin Medellin

Internasional | Jumat, 23 Oktober 2015 - 19:50 WIB

Buah Bibir Dunia untuk Kampung Miskin Medellin
Seorang perempuan muda terlihat berfoto dengan latar belakang cable car di kawasan kumuh Kota Medellin, Kolombia. (TRIPNOW.TRIPADVISOR)

Dulu, lingkaran kemiskinan di situ memang sulit diatasi. Akses ke sana amat berat. Gang-gangnya sempit seperti spiral. Kendaraan kecil-kecil hanya bisa merangkak termehek-mehek dari kampung terbawah. Untuk mencapai kampung paling atas diperlukan waktu 2,5 jam. Ongkosnya pun mahal.

Lengkaplah sudah gelar tradisional kampung ini berpuluh tahun: kumuh, penuh kejahatan, tempat persembunyian, dan pusat kebodohan. Secara singkat sering disimpulkan secara berlebihan: siapa yang masuk ke sana tidak akan keluar dengan selamat.

Baca Juga :Jelang Debat Cawapres, Mahfud MD Sebut Pemerintah Harus Siap di Segala Bidang

Situasi seperti itulah yang juga dimanfaatkan oleh jaringan kartel narkotik di zaman Pablo Escobar dulu. Jadi tempat bersembunyi yang ideal.  Escobar sendiri mati disergap tidak jauh dari kampung ini.

Ide baru yang inovatif tersebut tidak akan bisa diterapkan kalau Escobar masih eksis. Maka setelah Escobar tewas dan jaringan kartelnya dibasmi, ide ini bisa dilaksanakan: membangun alat transportasi yang tidak biasa bagi warga kampung termiskin di sana.

Alat angkut yang jadi buah bibir itu adalah: cable car. Cable car? Untuk angkutan umum? Untuk kampung miskin?

Selama ini kita mengenal cable car hanya untuk turis. Dan hanya bisa dibangun oleh negara yang mampu. Di Medellin cable car dibangun untuk angkutan umum warga miskin.

Saya tentu tergiur untuk ikut merasakan cable car yang istimewa ini. Pemda Kota Medellin menamakannya Metrocable.

"Harus naik Metrocable," pesan Duta Besar Indonesia untuk Kolombia, Nien Tri Mulyani  saat saya dijamu makan arepa di resto tradisional di Bogota, ibu kota Kolombia.  









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook