MADINAH (RIAUPOS.CO) - Jamaah calon haji (JCH) Kelompok Terbang (Kloter) 7 Embarkasi Batam asal Pekanbaru tiba di Madinah Kamis (26/7). JCH langsung disambut cuaca panas yang mencapai 42 derajat celcius. Banyak jamaah yang mengalami dehidrasi. Apalagi, masalah lain menunggu. Yakni distribusi koper jamaah yang tidak berjalan maksimal.
Sekitar pukul 17.00 waktu Arab Saudi (WAS), JCH asal Pekanbaru sudah tiba di penginapan. Akan tetapi hingga tengah malam, koper yang terdistribusi tidak sampai. Tak hanya koper besar di bagasi, tapi juga tas-tas tenteng. Tas tenteng itu sebenarnya dibawa jamaah ke dalam kabin pesawat. Tapi oleh awak kabin, sebagian tas-tas itu disimpan dan baru bisa diambil ketika masuk penginapan untuk mengurangi antrean penumpang yang mengambil tas tentengnya. Padahal, penempatan dan distribusi koper dan tas tenteng tidak berjalan lancar.
Di sisi lain, banyak yang meletakkan barang-barang penting seperti obat-obatan, makanan ringan, minuman, hingga perlengkapan mandi di dalam tas tersebut.
Hingga tengah malam, distribusi koper dan tas tenteng belum tuntas. Bahkan hingga pagi hari, Jumat (27/7), masih ada koper jamaah yang belum terdistribusikan. Ada pendistribusian, tapi salah tempat. Penukarannya kembali memakan waktu cukup lama.
Ketua Kloter 7 Fuadi Ahmad didampingi Tim Pembimbing Ibadah Haji Indonesia (TPIHI) Mas Jekki menyebutkan bahwa ada perubahan hotel JCH asal Pekanbaru. Akibatnya, JCH yang seharusnya menginap di Hotel Mawaddah Al-Safwa seluruhnya, kemudian sebagian besar justru dipindahkan ke hotel lain. Hanya rombongan 9 dan 10 yang tetap di Mawaddah Al-Safwa di sektor 2. Sedangkan rombongan 1 hingga 8 dipindahkan ke sektor 4.
Masalah ini bermula dari adanya perubahan JCH Jawa Barat yang masuk hotel. Sebelumnya, banyak JCH Jawa Barat yang tertunda keberangkatannya karena sakit. Tapi kemudian mereka diberangkatkan dengan jumlah tambahan mencapai sekitar 100 orang. Akibatnya hotel penuh. Dampaknya adalah pada JCH asal Pekanbaru yang datang belakangan dan ternyata tidak ada kamar lagi. Makanya, sebagian JCH Pekanbaru dipindahkan ke sektor lain. Dampaknya pada pendistribusian koper karena tidak lagi sesuai rencana awal.
“Memang kami akui ada masalah. Banyak JCH yang marah-marah pada kami. Kami terima saja. Tapi hari ini semua sudah tuntas,” ujar Mas Jekki.
Cuaca Panas dan Hipertensi
Di hari pertama dan kedua berada di Madinah, JCH asal Pekanbaru dihadapkan pada cuaca panas yang mencapai 42 derajat celcius. Tak sedikit yang terdampak. Ada yang dehidrasi. Ada juga yang diare. Petugas kesehatan Kloter 7 yang terdiri dari seorang dokter dan dua tenaga kesehatan lebih banyak fokus di sektor 4 yang terdiri dari delapan rombongan di hari pertama mereka di Madinah. Barulah pada Jumat, Tim Kesehatan Haji Indonesia (TKHI) Kloter 7 melakukan pemeriksaan untuk JCH Kloter 9 dan 10 di sektor 2.
Masalah kesehatan yang dialami JCH kebanyakan adalah tensi darah yang naik cukup drastis. Berlarut-larutnya masalah koper diduga menjadi salah satu penyebabnya. Adaptasi terhadap perubahan cuaca dengan di Tanah Air juga membuat beberapa JCH mengalami sakit, kendati tidak berat. “Kami selalu anjurkan JCH memakai masker, krim pelembab, penyemprot wajah dan minum air putih,” ujar TKHI Kloter 7 dr Heru.(muh)