Presiden Belarusia: Jika Rusia Runtuh, Kami Semua Bakal Mati

Internasional | Rabu, 28 Juni 2023 - 23:45 WIB

Presiden Belarusia: Jika Rusia Runtuh, Kami Semua Bakal Mati
Presiden Belarusia Alexander Lukashenko menyatakan bahwa jika Rusia runtuh maka semua akan mati. (AP)

MINSK (RIAUPOS.CO) - Presiden Belarusia Alexander Lukashenko menyatakan bahwa jika Rusia runtuh maka semua akan mati. Pernyataan itu disampaikan setelah tentara bayaran Wagner memberontak terhadap Kremlin. Meski pada akhirnya, Wagner menarik pasukannya kembali.

"Jika Rusia runtuh, kami akan tetap berada di bawah reruntuhan, kami semua akan mati," kata Lukashenko dalam sebuah pernyataan yang disampaikan di ibu kota Minsk.


"Menyaksikan pemberontakan bersenjata di Rusia akhir pekan lalu adalah menyakitkan," imbuh Lukashenko.

“Saya harus bilang sungguh menyakitkan bagi saya menyaksikan perkembangan terakhir di selatan Rusia. Banyak warga negara kami juga bersimpati kepada mereka. Ini karena tanah air kami satu,” kata Lukashenko.

Lukasheno mengakui telah memerintahkan tentara Belarusia dalam siaga penuh selama peristiwa di Rusia itu. Mengenai kesepakatan yang ditengahi Lukashenko untuk mengakhiri konflik antara Wagner dan Kremlin, dia meminta agar tidak menjadikan dirinya pahlawan.

“Jangan menjadikan saya pahlawan, baik saya maupun (Presiden Rusia) Vladimir Putin atau (pemimpin Wagner) Yevgeny Prigozhin," kata Lukashenko.

"Karena kami membiarkan situasi itu terjadi begitu saja dan kemudian kami mengira konflik itu akan selesai dengan sendirinya, nyatanya tidak,” sambung Lukashenko.

Lukashenko juga mengklaim bahwa oposisi Belarusia juga sudah mulai nyaring di tengah peristiwa yang terjadi di Rusia, tetapi mereka salah. “Mereka (oposisi Belarusia) berusaha keras menunjukkan paling tidak hasil kerja mereka kepada bos-bos mereka. Mereka bahkan telah mengeluarkan seruan dan menerbitkan rencana yang menunjukkan kesiapan mengimplementasikan skenario pemberontakan bersenjatanya sendiri,” kata Lukashenko.

Sebelumnya pada 24 Juni, pemimpin tentara bayaran Wagner, Yevgeny Prigozhin, menuding Kementerian Pertahanan Rusia menyerang petempur-petempurnya, dan mendeklarasikan Unjuk Keadilan dan bergerak dari perbatasan Ukraina ke kota Rostov-on-Don di Rusia. Prigozhin bahkan berencana mengerahkan pasukannya ke Moskow untuk menggulingkan para pimpinan militer.

Badan Keamanan Federal menyebut tindakan kelompok Wagner itu pemberontakan bersenjata. Badan ini mengajukan gugatan pidana terhadap Prigozhin. Namun, sebelum tiba di Moskow, Prigozhin dan pasukannya memutuskan mundur untuk menghindari pertumpahan darah di Rusia.

Lukashenko mengatakan dia turut membantu dalam penyelesaian konflik tersebut dengan berunding bersama pemimpin Wagner itu dan mendesak Prigozhin agar menerima kesepakatan tidak menghentikan konflik.

Sumber: Jawapos.com
Editor: Edwar Yaman

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook