BEIRUT (RIAUPOS.CO) - Seorang putera raja Arab Saudi ditahan di Bandara Internasional Rafic Hariri, Beirut, menyusul ditemukannya dua ton narkoba jenis amphetamine yang diduga akan diselundupkan menggunakan jet pribadinya, kemarin.
Pangeran Abdel Mohsen Bin Walid Bin Abdulaziz berikut empat orang lainnya ditahan setelah penemuan narkoba itu ketika akan dimasukkan ke dalam pesawat. Penyitaan benda terlarang itu dikatakan yang terbesar di Lebanon tahun ini.
Menurut sumber keamanan Lebanon, mereka diduga mencoba menyelundupkan dua ton pil Captagon dan sejumlah kokain.
Captagon ialah nama yang populer untuk narkoba jenis amphetamine phenethylline. Ia digunakan untuk merawat masalah terkait kelabilan mental tetapi kini digunakan sebagai dadah pengkhayal di Asia Barat. Captagon sendiri sudah lama dinyatakan sebagai obat terlarang di Barat.
Benda haram ini juga digunakan pemberontak dalam perang di Suriah guna meningkatkan daya tahan tubuh. Kendati begitu, belum dapat dipastikan akan dibawa kemana narkoba sebanyak itu. Pastinya, pesawat jet pribadi itu bakal menempuh rute pulang ke Arab Saudi.
Seperti diberitakan Tribune.com.pk, ada laporan yang menyebutkan bahwa para pengedar narkoba yang menyasarkan benda terlarang itu kepada para pemberontak dan tentara pemerintah dalam Perang Suriah, berhasil memproduksi Captagon yang kini diselundupkan keluar melalui Lebanon ke pasar potensial di Asia Barat.
Ini merupakan berita buruk kedua yang melibatkan pangeran yang juga kerabat kerajaan Arab Saudi. Bulan lalu, Pangeran Majed bin Abdullah ditahan di Los Angeles atas tuduhan memaksakan kehendak seks terhadap seorang wanita namun tuduhan itu sudah digugurkan pekan lalu.(irish independent/gmanetwork.com/zar)