JAKARTA (RIAUPOS.CO) -- Konvensi Partai Republik sudah mencapai paruh waktu. Hingga saat ini, pidato yang paling berkesan bukan dari Menteri Luar Negeri Mike Pompeo atau Presiden AS Donald Trump. Melainkan sang ibu negara, Melania Trump.
Sambutan yang dibawakan perempuan 50 tahun itu mendapat pujian, bahkan dari kubu Demokrat. Semua itu disebabkan topik pertama yang terucap dari bibir mantan model tersebut.
"Saya turut berdukacita terhadap yang kehilangan keluarga. Saya tahu semua pasti merasa resah dan putus asa," ungkapnya menurut Agence France-Presse Selasa (25/8).
Melania merupakan pembicara pertama yang mengakui wabah Covid-19 sedang menghantam AS. Selama dua hari konvensi, topik mengenai pandemi virus corona seakan dianggap tak penting. Kalaupun ada, mereka menganggap bahwa masa genting sudah berlalu.
Larry Kudlow membahas wabah Covid-19 seperti masa lalu. Dia dan pengisi podium lainnya seakan tak mengakui 1.200 korban jiwa Covid-19 baru yang dilaporkan Selasa (25/8).
Karena itulah, Melania mendapatkan pengakuan dari publik AS. Menurut mereka, empati Melania jauh lebih besar daripada tiga anak tirinya yang sudah berbicara lebih dulu. Ibunda Baron Trump itu pun ikut menyebut soal isu rasisme yang juga dihindari pengisi konvensi lainnya.
Dia menceritakan pengalamannya sebagai imigran asal Slovenia. Bahkan, Melania juga membawa sisi manusiawi suaminya. "Saya tahu Donald bukanlah orang yang suka menutupi perasaannya. Tapi, sisi jujur seperti itulah yang dibutuhkan AS," ungkapnya.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Rinaldi