JAKARTA (RIAUPOS.CO) -- Krisis virus corona yang menggila di Italia membuat seluruh tenaga medis kewalahan. Jumlah pasien terus bertambah dan jenazah-jenazah pasien yang tewas harus menunggu daftar antrean sebelum dimakamkan.
Kematian akibat Covid-19 di negara Eropa bagian selatan ini sudah melampaui Cina. Seorang perawat Inggris yang bekerja di Rumah Sakit Gavazeni di Bergamo, dekat Milan, Connor McAinsh mengatakan unit perawatan intensif sekarang menjadi tempat aliran pasien yang tak berujung.
Berbicara kepada wartawan setelah menyelesaikan shift malam yang melelahkan, McAinsh mengatakan kepada ITV News bahwa dia sangat kewalahan.
"Tingkat kematian naik begitu tinggi. Begitu kami pindahkan ke bangsal lain, pasien baru sudah menunggu. Pasien seperti aliran orang yang datang tanpa henti dan segera setelah tempat tidur kosong, kami memiliki pasien baru yang membutuhkan perawatan kritis," tambahnya.
Rumah sakit sekarang secara eksklusif hanya merawat pasien coronavirus. Semua orang telah dipindahkan ke tempat lain untuk membebaskan sebanyak mungkin tempat tidur untuk pasien. Laporan menggambarkan koridor rumah sakit Italia dipenuhi dengan pasien Covid-19 dan petugas rumah sakit yang bekerja belasan jam.
"Mereka harus membangun tenda di luar rumah sakit dan ada masa tunggu pemakaman sekitar 30 menit di pemakaman Bergamo. Itu hanya menambah rasa tidak berdaya. Dengan begitu banyak pasien yang datang, ketika seseorang meninggal, kami tak bisa berkata apapun," ungkapnya.
McAinsh mengatakan bahwa ia masih tidak menyangka Covid-19 akan berdampak sangat parah di Italia. Ia pun mengakui bahwa negaranya tidak siap menangani pandemi yang sudah mendunia itu.
"Saya kira kami belum siap. Kami tidak pernah berurusan dengan pasien sebanyak ini. Semua terjadi begitu cepat tanpa terduga," keluhnya.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Rinaldi