JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Pasukan militer Rusia terus merangsek masuk dan berusaha merebut kontrol terhadap ibu kota Ukraina, Kiev. Satuan-satuan kecil pasukan Rusia terlihat tiba di pinggiran kota sejak Jumat (25/2). Mereka datang dari arah timur, timur laut, utara, dan barat.
Pasukan Rusia terlibat kontak senjata dengan garnisun tentara Ukraina yang mempertahankan kota, Sabtu (26/2) pagi. Di sebelah barat laut, kemelut terjadi untuk memperebutkan kontrol terhadap lanud militer Hostomel Airbase. Dentuman artileri terdengar dari beberapa sudut kota.
Sampai kemarin petang atau sekitar pukul 13.00 waktu Kiev, Reuters menyebut bahwa pasukan Rusia sudah berjarak 30 kilometer dari pusat kota Kiev mengutip pernyataan Kementerian Pertahanan Inggris. Pertempuran pecah di beberapa jalan utama dan jembatan di atas Sungai Dnieper yang membelah kota menjadi barat dan timur. Beberapa jembatan dilaporkan dipertahankan mati-matian dan beberapa lainnya dihancurkan untuk menghambat penetrasi Rusia.
Meski kewalahan, Ukraina mengklaim beberapa kali berhasil menghalau serangan Rusia. Sampai berita ini ditulis tadi malam, belum ada kepastian bahwa Rusia berhasil merebut Kiev. Yang jelas, pertempuran sengit telah terjadi di Kiev.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky tidak henti menyuarakan perlawanan lewat berbagai kanal komunikasi, baik dari siaran pers langsung maupun dari Twitter. Zelensky mengimbau warga Kiev tetap berada di rumah dan menyiapkan bom molotov. Dalam pernyataannya yang disebarluaskan pada Jumat malam lalu, dia memprediksi Rusia berusaha merebut Kiev secara cepat dalam semalam. ”Malam ini akan menjadi yang tersulit, tapi kita harus bertahan. Kita tidak boleh kehilangan ibu kota,” katanya.
Militer juga mendistribusikan senapan serbu bagi warga yang berminat turut serta mempertahankan kota. ”Siapa yang ingin membela negara, datanglah. Kami akan beri Anda senjata,” ujar Zelensky.
Presiden 44 tahun tersebut mendapat simpati karena menolak tawaran evakuasi dari Amerika Serikat (AS). Dia menyatakan, yang diperlukan saat ini bukanlah tumpangan (untuk kabur), melainkan senjata dan amunisi. Zelensky tegas tidak akan meletakkan senjata. Dia juga memberikan jaminan bahwa militer Ukraina bakal terus mempertahankan kota.
Zelensky juga menyebut di akun Twitter-nya, bala bantuan berupa senjata dan peralatan akan datang setelah pembicaraan diplomatik dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron. Zelensky juga menyatakan bakal mendapatkan bantuan dari Swiss dan Yunani.
Sementara itu, Rusia mengklaim berhasil menguasai Kota Melitopol di Ukraina bagian selatan dan Lanud Hostomel. Namun, klaim itu masih diperdebatkan.
Kendati Presiden Rusia Vladimir Putin bertekad meruntuhkan pemerintah Ukraina, kedua belah pihak dilaporkan tengah memperbincangkan perundingan damai. Jubir Kremlin Dmitry Peskov menyampaikan, pihaknya siap mengirim delegasi tingkat tinggi untuk berunding di ibu kota Belarus, Minsk.(tau/han/c14/oni/jpg)