APLIKASI

Facebook dan Instagram Dilarang di Rusia, Pengguna Beralih ke Telegram

Internasional | Jumat, 26 Agustus 2022 - 08:06 WIB

Facebook dan Instagram Dilarang di Rusia, Pengguna Beralih ke Telegram
Platform perpesanan instan Telegram. (BEBOOM)

MOSKOW (RIAUPOS.CO) – Rusia diganjar sejumlah sanksi, khususnya oleh negara-negara Barat, imbas invasi ke Ukraina. Perusahaan-perusahaan asal Amerika Serikat (AS) dan sekutunya dilarang berhubungan lagi dengan Rusia. Termasuk dalam hal ini adalah beberapa raksasa teknologi seperti Meta, induk perusahaan Facebook dan turunannya. Begitu sebaliknya.

Akibat sanksi, pengguna Facebook dan Instagram berkurang hampir empat kali lipat, dalam tujuh bulan terakhir menurut Forbes Rusia. Ini mengutip data dari perusahaan riset Mediascope.


Karena tidak bisa mengakses layanan milik Facebook tadi, masyarakat Rusia yang harus tetap berkomunikasi dengan dunia luar mencari alternatif lain. Akhirnya, Telegram dilaporkan telah menjadi pilihan utama masyarakat Rusia.

Data Mediascope sendiri mencakup populasi Rusia berusia 12 tahun ke atas. Perusahaan melakukan perhitungan dengan mempertimbangkan sesi akun dengan durasi penggunaan tak terbatas. Termasuk kasus ketika pengguna masuk ke jejaring sosial dan langsung keluar karena aplikasi tidak berfungsi karena pemblokiran.

Pengakses Instagram dilaporkan turun pada Maret sebesar 21,5 persen dari 37,8 juta di Februari menjadi 30 juta pengguna. Setelah itu pada April turun lebih banyak lagi menjadi 14,2 juta pengguna. Pada Juli, rata-rata jumlah harian pengguna yang mengakses Instagram adalah 10,6 juta.

Dengan sesi yang berlangsung lebih dari lima menit, jumlah pengguna Instagram menurun lebih cepat dari Februari hingga Maret, pemirsa menurun 41 persen, dari 28,9 juta menjadi 16,9 juta pengguna, dan dari Maret hingga April jumlah pengunjung ke jejaring sosial turun menjadi enam juta orang. Pada Juli, aplikasi seluler Instagram rata-rata digunakan oleh hingga 5,5 juta orang per hari.

Kemudian pada gilirannya, pengguna Facebook dilaporkan menurun 4,7 kali lipat. Dari sekitar sembilan juta orang di bulan Februari menjadi hanya 1,9 juta orang di bulan Juli dengan mempertimbangkan sesi akun lebih dari lima menit. Jumlah pengguna jejaring sosial pada Februari adalah 2,7 juta, dan pada Juli, hanya 305 ribu saja.

Bertolak belakang, aplikasi messenger Telegram justru melejit dengan rata-rata audiens hariannya tumbuh sebesar 66 persen, dari 25 juta pada Januari menjadi 41,5 juta orang per hari pada Juli.

Arus utama pengguna tercatat pada Maret, ketika jumlah pengguna meningkat dari 27,5 menjadi 40,6 juta orang. Tetapi jejaring sosial domestik VKontakte tidak menerima peningkatan jumlah pengguna yang serupa.

Sumber: Jawapos.com

Editor: Edwar Yaman

 

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook