RIYADH (RIAUPOS.CO) – ’’Ini adalah mimpi yang menjadi kenyataan untuk semua orang.’’ Kalimat itu diucapkan Rayyanah Barnawi. Kini impian perempuan 33 tahun tersebut untuk dapat pergi ke luar angkasa menjadi kenyataan. Bahkan, dia menjadi astronot perempuan pertama dari Arab Saudi.
Untuk mewujudkan impian itu, Barnawi dibiayai pemerintah Arab Saudi. Peneliti sel punca kanker tersebut berangkat bersama dengan Ali Alqarni, seorang pilot jet tempur di Angkatan Udara Kerajaan Saudi selama 12 tahun terakhir. Mereka dikomandoi Peggy Whitson, mantan astronot NASA sekaligus direktur penerbangan luar angkasa untuk manusia di Axiom Space. Pilot dalam misi penerbangan swasta tersebut adalah John Shoffner.
’’Jika saya dan Ali bisa melakukannya, kalian juga bisa,’’ tegas Barnawi sebelum bertolak ke luar angkasa sebagaimana yang dikutip The Guardian.
Barnawi dan Alqarni adalah warga sipil pertama dari Arab Saudi yang pergi ke luar angkasa sejak Sultan bin Salman Al Saud ikut dalam penerbangan pesawat ulang-alik Space Shuttle Discovery pada 17 Juni 1985. Sultan bin Salman Al Saud menjadi orang Arab pertama, muslim pertama, dan anggota keluarga kerajaan pertama yang terbang ke luar angkasa.
Dalam misi penerbangan ke luar angkasa itu, Shoffner menjadi satu-satunya anggota rombongan yang membayar dengan uang pribadinya. Dia seorang pengusaha, penerbang, advokat sains, teknologi, teknik, dan matematika (STEM) yang lahir di Alaska, serta sekarang tinggal di Knoxville, Tennessee. Shoffner mengisi kursi pilot karena seorang penerbang veteran. Dia sudah terbang selama 25 tahun dan memiliki lebih dari 8.500 jam pengalaman terbang.
Mission possible itu difasilitasi Axiom Space yang bekerja sama dengan NASA. Ini adalah kali kedua mereka melakukan penerbangan pribadi. Karena itu, misi tersebut dinamakan Axiom-2. Berdasar situs web milik Axiom Space, harga untuk penerbangan ke luar angkasa mencapai USD 55 juta atau setara Rp817,8 miliar per orang.
Roket SpaceX Falcon 9 yang membawa kapsul Dragon ”Freedom” itu berangkat pada Ahad (21/5) pukul 17.37 waktu setempat dari Kennedy Space Center, Cape Canaveral. Perjalanan pergi pulang diperkirakan memakan waktu dua hari. Mereka berada di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) selama delapan hari. Rencananya, astronot dari Uni Emirat Arab menyambut kedatangan rombongan tersebut.
Saat berada di ISS, empat anggota itu diharapkan berpartisipasi dalam proyek sains, komunikasi, dan pendidikan sebelum kembali untuk mendarat di Samudra Atlantik atau Teluk Meksiko. Pemilihan zona splashdown atau pendaratan bergantung pada kondisi cuaca.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Edwar Yaman