Gelombang Panas Bulan April Jadi yang Terburuk dalam Sejarah

Internasional | Rabu, 26 April 2023 - 18:18 WIB

Gelombang Panas Bulan April Jadi yang Terburuk dalam Sejarah
Ilustrasi, Cuaca panas. (JAWAPOS.COM)

JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Gelombang panas yang terjadi beberapa pekan terakhir tidak hanya dirasakan penduduk Asia, tapi juga sebagian wilayah Eropa. Secara global, selama delapan tahun terakhir, telah tercatat rekor suhu terpanas.

Cuaca ekstrem, termasuk gelombang panas, diperkirakan akan lebih sering dan intens seiring percepatan perubahan iklim.


Emisi gas rumah kaca terus meningkat pada 2022 dan suhu setidaknya 1,1 derajat Celsius lebih tinggi sejak masa praindustri.

Salah satu penyebab cuaca panas tahun ini adalah fenomena El Nino yang dikaitkan dengan suhu permukaan laut yang lebih hangat di wilayah tropis Pasifik dan suhu global yang lebih tinggi. Fisikawan iklim di Alfred Wegener Institute for Polar and Marine Research, Jerman, Helge Goessling menjelaskan bahwa karena adanya El Nino, kemungkinan rekor suhu panas global baru akan tercipta pada 2023 atau 2024.

’’Sebagian besar Asia Tenggara, India, Tiongkok, Australia, serta Amerika Utara dan Selatan mungkin dipengaruhi El Nino dengan kecenderungan gelombang panas yang lebih kuat dan ada peningkatan pencairan gletser,’’ ujarnya seperti dikutip AFP.

Para ilmuwan mengatakan, pemanasan global memperburuk cuaca buruk. Laporan Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim PBB baru-baru ini memperingatkan bahwa setiap peningkatan pemanasan global akan mengintensifkan bahaya ganda dan bersamaan. Sepanjang 2022, gelombang panas alias heat wave telah memakan korban 15.700 nyawa. Di Eropa, gelombang panas mulai terjadi di Spanyol. Suhu di negara tersebut sudah mencapai 40 derajat Celsius.

Di wilayah Asia, suhu terus merangkak naik di berbagai negara. Bangladesh mengalami suhu tertinggi selama hampir 60 tahun dalam seminggu terakhir. Thailand juga mencatat rekor hingga 44,6 derajat Celsius. Sejarawan cuaca Maximiliano Herrera menggambarkan kondisi iklim saat ini sebagai gelombang panas April terburuk dalam sejarah Asia.

’’Setiap tahun suhunya semakin panas,’’ ujar Mikako Nicholls, salah seorang penduduk Bangkok.

Menurut dia, selama lima tahun terakhir, temperatur di kota tersebut kian panas saja. Direktur Divisi Pengamatan Meteorologi Thailand Somkhwan Tanchan mengatakan bahwa suhu maksimum rata-rata sekitar 40 derajat Celsius sejak awal April. Tingkat keparahan kekeringan yang akan datang diprediksi lebih memprihatinkan daripada kekeringan besar pada 2019–2020.

Pemadaman listrik dan kekurangan air biasa terjadi karena jaringan listrik melemah di bawah penggunaan AC dan lemari es yang terus-menerus. Permintaan air yang tinggi telah mengakibatkan kekurangan kronis di Kamboja, padahal mereka akan menjadi tuan rumah Pesta Olahraga Asia Tenggara (SEA Games) pada 5–17 Mei.

Sumber: Jawapos.com

Editor: Eka G Putra









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook