Perubahan Iklim Picu Gelombang Panas di Seluruh Dunia, Renggut Banyak Nyawa

Internasional | Kamis, 06 Juli 2023 - 04:05 WIB

Perubahan Iklim Picu Gelombang Panas di Seluruh Dunia, Renggut Banyak Nyawa
Ilustrasi cuaca panas. Bangkok tengah memanas. Pada Kamis (6/4/2023). Departemen Meteorologi mencatat, indeks panas mencapai 50,2 derajat Celsius. (THE STAR)

ISTANBUL (RIAUPOS.CO) -  Musim panas tahun ini, dengan adanya perubahan iklim telah memicu gelombang panas ekstrem di seluruh dunia, memicu peringatan cuaca dan merenggut banyak nyawa.

Dari Amerika Utara hingga Eropa, Asia, dan Timur Tengah, negara-negara berjuang menghadapi cuaca yang sangat panas. Di Amerika Serikat, peringatan secara nasional dikeluarkan ketika panas terik dan kelembapan yang menyesakkan menyelimuti berbagai daerah.


Meksiko juga terkena dampak parah, dengan suhu melewati 40 derajat celsius dan lebih dari 110 orang kehilangan nyawa akibat suhu yang tinggi. Inggris melewati bulan Juni terpanas sejak pencatatan dimulai pada tahun 1884. Suhu rata-rata adalah 15,8 derajat celsius, hampir satu derajat lebih tinggi dari suhu tertinggi sebelumnya untuk bulan tersebut.

Iran, yang dikenal dengan musim panas yang terik, mengalami suhu mencapai angka yang mengejutkan di beberapa wilayah yaitu 50 derajat celsius. Sementara itu di Spanyol, suhu mencapai 44 derajat celsius dan negara itu menghadapi kondisi yang mengkhawatirkan selama Juni, dengan 8 dari 17 pemerintahan otonomi mengeluarkan peringatan terkait suhu yang meningkat.

Selain itu Pakistan dan India yang juga mengalami dampak yang fatal akibat cuaca panas. Insiden terkait sengatan panas merenggut nyawa 22 orang di Pakistan, sementara lebih dari 150 jiwa meninggal di India. Bahkan Cina mengalami hari terpanas dalam enam dekade, dengan suhu mencapai 40 derajat celsius.

Sumber: Jawapos.com
Editor: Edwar Yaman

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook