JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Seorang komedian Australia yang menyamar sebagai Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong Un mengatakan, pihak berwenang mendeportasinya dari Vietnam. Pihak berwenang memintanya pergi, sekitar 24 jam sebelum Kim yang sebenarnya akan tiba untuk melaksanakan Konfrerensi Tingkat Tinggi (KTT) Kedua dengan Presiden AS Donald Trump.
Kim palsu atau KW yang dikenal dengan nama Howard X muncul di Ibu Kota Vietnam, Hanoi pada hari Jumat (22/2) bersama dengan mitranya yang meniru Trump. Keduanya menarik perhatian banyak orang dan media.
“Orang Korea Utara tidak memiliki selera humor,” kata Howard X kepada wartawan sebelum menuju Bandara Hanoi untuk meninggalkan negara itu. “Satir adalah senjata ampuh melawan kediktatoran apapun.”
Kim KW mengunjungi Singapura pada bulan Juni, ketika Trump dan Kim mengadakan pertemuan puncak pertama mereka, dan melakukan aksi satir. Dia mengatakan, dia sempat ditahan sebentar oleh pihak berwenang di sana.
Dia juga muncul di Olimpiade Musim Dingin 2018 di Korea Selatan. Dia menari di depan pasukan bersorak Korea Utara yang terkejut sebelum pihak keamanan membawanya pergi.
Para pejabat Kementerian Luar Negeri Vietnam tidak dapat segera dihubungi untuk memberikan komentar. Howard X mengatakan, otoritas sebelumnya telah menanyainya dan memperingatkannya untuk tidak membuat gangguan publik.
Vietnam telah memperketat keamanan di sekitar ibu kota menjelang Konferensi Tingkat Tinggi kedua pada 27-28 Februari 2019. Howard X mengatakan, temannya peniru Trump, Russell White, diizinkan untuk tetap tinggal di Vietnam tetapi tidak diizinkan untuk tampil di muka umum.
Keduanya berpelukan dan mengucapkan selamat tinggal saat berpisah. “Tolong, jangan ada Perang Dunia Tiga,” kata Howard X. “Mereka takut pada beberapa pria yang terlihat seperti hal yang nyata.”
Kim Jong Un Tempuh 60 Jam Naik Kereta
Sementara itu, pemimpin tertinggi Korea Utara (Korut) Kim Jong Un menempuh 60 jam naik kereta pribadinya untuk mencapai Hanoi, Vietnam. Perjalanan ini dilakukan untuk menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Kedua dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.
Perjalanan Kim menggunakan kereta api meniru apa yang dilakukan ayah dan kakeknya sewaktu menjadi pemimpin. Kim berangkat pada Sabtu (23/2) dari Pyongyang.
Kereta api itu melintasi kota perbatasan Dandong, menurut kantor berita Korea Selatan Yonhap dan NK News. Namun rute perjalannya hingga kini tetap dirahasiakan.
Penyeberangan kereta api ke Tiongkok mengikuti spekulasi mengenai rencana perjalanan Kim, ketika timnya berkumpul di Hanoi menjelang KTT 27-28 Februari 2019. Jenderal Kim Yong Chol mendampingi Kim. Dia juga bertemu dengan Trump di Gedung Putih bulan lalu, bersama dengan beberapa pejabat tinggi lainnya.(jpg)