Perjalanan Karier Anwar Ibrahim, PM Malaysia yang Pernah Dipenjara

Internasional | Kamis, 24 November 2022 - 18:18 WIB

Perjalanan Karier Anwar Ibrahim, PM Malaysia yang Pernah Dipenjara
PM Malaysia Anwar Ibrahim jelang dilantik, Kamis (24/11/2022). (INSTAGRAM)

KUALA LUMPUR (RIAUPOS.CO) - Perjalanan kiprah karier politikus Malaysia, Anwar Ibrahim begitu panjang. Kini ia ditetapkan sebagai Perdana Menteri Malaysia oleh Raja, mengalahkan pesaingnya yakni Muhyiddin. Catatan rekam jejak Anwar Ibrahim tidak mulus untuk mencapai pucuk kepemimpinan, sebab ia pernah dipenjara karena kasus korupsi dan sodomi.

Lebih dari dua dekade setelah pemecatannya yang dramatis dari pemerintahan dan terjerat kasus hukum, pemimpin oposisi Malaysia, Anwar Ibrahim akhirnya menjadi PM. Anwar dinobatkan sebagai perdana menteri ke-10 Malaysia oleh raja negara itu pada Kamis (24/11/2022). 


Ia mengalahkan Muhyiddin, seorang pemimpin nasionalis Melayu untuk meraih jabatan tertinggi setelah hasil pemilihan umum sempat buntu karena tak ada yang mencapai 50 persen suara.

Menjadi PM seolah akhir dari lika-liku perjalanan politik Anwar Ibrahim. Kariernya begitu panjang sejak tahun 1990an.

Ia mengawali karirnya dari mantan wakil perdana menteri yang pemecatan dan pemenjaraannya pada 1990-an menyebabkan protes jalanan besar-besaran dan gerakan reformasi yang meningkat menjadi kekuatan politik besar. Ini adalah kemenangan kedua bagi blok reformisnya, yang memenangkan pemilu 2018 tetapi kehilangan kekuasaan setelah 22 bulan karena perebutan kekuasaan yang menyebabkan kekacauan politik terus menerus.

Pemilu Sabtu lalu, yang seharusnya mengakhiri ketidakstabilan yang telah melahirkan tiga perdana menteri sejak 2018, malah menghasilkan ketidakpastian baru setelah tidak ada partai yang memenangkan mandat yang jelas. Aliansi Harapan multietnis Anwar, memimpin dengan 82 kursi, kurang dari 112 yang dibutuhkan untuk mayoritas. Aliansi Nasional sayap kanan Muhyiddin memenangkan 73 kursi, dengan sekutunya Partai Islam Pan-Malaysia muncul sebagai partai tunggal terbesar dengan 49 kursi.

Anwar muncul sebagai pemenang setelah blok-blok yang lebih kecil setuju untuk mendukungnya membentuk pemerintahan persatuan. Namun, dia menghadapi tugas berat dalam menjembatani perpecahan rasial yang semakin dalam setelah jajak pendapat hari Sabtu dan menghidupkan kembali ekonomi yang berjuang dengan kenaikan inflasi dan mata uang yang telah jatuh ke titik terlemahnya. Orang Melayu adalah dua pertiga dari 33 juta penduduk Malaysia, yang mencakup minoritas etnis Tionghoa dan India yang besar.

“Perjuangan politik Anwar berada pada tingkat yang sebanding dengan Nelson Mandela (Afrika Selatan), karena keduanya mengalami banyak penganiayaan dalam proses demokratisasi negara mereka,” kata Ei Sun Oh dari Institut Urusan Internasional Singapura.

“Diharapkan dengan Anwar yang bertanggung jawab, Malaysia dapat kembali ke masyarakat dan ekonomi yang lebih terbuka dan inklusif yang diharapkan akan mengembalikan pamornya di panggung dunia,” tambahnya.

Anwar, 75, sudah dua kali berada di puncak kekuasaan. Ia seorang pemimpin pemuda yang berapi-api. Anwar mendirikan sebuah gerakan pemuda Islam sebelum dia direkrut ke dalam Organisasi Nasional Melayu Bersatu yang berkuasa saat itu.

Dia menjadi wakil perdana menteri-cum-menteri keuangan pada 1990-an. Dia dipersiapkan untuk meneruskan jejak Perdana Menteri Mahathir Mohamad.

Akan tetapi dampak pahit atas krisis ekonomi Asia membuat Anwar dipecat pada September 1998. Ia ditahan tanpa pengadilan dan kemudian didakwa dengan sodomi dan korupsi.

Puluhan ribu orang turun ke jalan memprotes Anwar. Ketika Anwar dibawa ke pengadilan, ia dipenjara enam tahun karena sodomi pada 1999 dan setahun kemudian, dipenjara sembilan tahun lagi karena korupsi.

Menurut Anwar itu adalah konspirasi politik untuk mengakhiri kariernya. Kasusnya menuai kritik internasional, dengan Amnesti Internasional menyebut Anwar sebagai tahanan hati nurani.

Anwar dibebaskan pada 2004 setelah pengadilan tinggi Malaysia membatalkan hukuman sodomi, setahun setelah Mahathir mengundurkan diri sebagai perdana menteri setelah 22 tahun berkuasa. Tapi Anwar dipenjara untuk kedua kalinya karena sodomi pada tahun 2015.

Namun, dia tidak menyerah. Dari sel penjaranya, Anwar berbaikan dengan Mahathir.

Mahathir menjadi pemimpin tertua di dunia pada usia 92 tahun setelah kemenangan tersebut. Anwar diampuni tak lama kemudian dan akan menggantikan Mahathir. Kini Anwar ditunjuk raja sebagai PM.

Sumber: Jawapos.com

Editor: Eka G Putra









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook