BEIJING (RIAUPOS.CO) - Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim mengatakan dirinya membahas isu Laut Cina Selatan dan Myanmar saat bertemu Presiden Cina Xi Jinping dalam lawatan resminya pekan lalu.
Anwar dalam Majelis Bulanan Departemen Perdana Menteri yang diikuti secara daring dari Kuala Lumpur, Senin (3/4), mengatakan sempat membahas beberapa isu lain yang lebih sensitif, seperti Laut China Selatan dengan Presiden Xi.
Anwar mengatakan isu tersebut ia angkat mengingat perusahaan minyak dan gas Malaysia Petronas memiliki platform terbesar proyek eksplorasi yang beroperasi di kawasan perairan itu, yang juga diklaim oleh Cina.
Anwar mengatakan telah menyampaikan pada Xi Jinping bahwa sebagai negara kecil yang membutuhkan sumber daya, Malaysia menganggap eksplorasi tersebut harus diteruskan. Ia menyatakan siap berunding jika harus ada negosiasi untuk memastikan aktivitas tersebut dapat tetap berjalan.
Selain itu, Anwar mengatakan juga sempat membahas isu Myanmar dalam pertemuannya dengan Xi, yang berlangsung empat mata. Dirinya menyampaikan ada keprihatinan masyarakat Malaysia terkait kondisi di Myanmar.
Cina memiliki kedekatan dengan Myanmar, tetapi mereka memiliki kebijakan tidak ikut campur urusan dalam negeri negara lain. Anwar menyampaikan bahwa Malaysia memiliki kebijakan sama. Namun, kata Anwar, ada hampir 200.000 pengungsi Rohingya di Malaysia sehingga suka atau tidak suka apa yang terjadi di Myanmar yang mengingkari hak-hak rakyatnya sendiri, termasuk Rohingya, berpengaruh pada Malaysia.
“Jadi saya berkata kepada Presiden Xi Jinping, apa yang ingin kita lakukan dengan 200.000 orang tersebut? Kirim kembali, dia (Myanmar) tidak menerimanya. Ini satu negara di mana mereka tidak menerima rakyatnya,” kata Anwar.
“Jadi setidaknya kami sampaikan dan tentunya jawaban dari pimpinan Cina mereka akan melanjutkan negosiasi dengan Myanmar,” ujar Anwar.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Edwar Yaman