JAKARTA (RIAUPOS.CO) -- Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu berang. Dia menuding kejaksaan, kepolisian, dan pihak-pihak lainnya berusaha mengudeta kekuasaannya.
Pernyataan itu terlontar setelah Jumat (22/11) Jaksa Agung Avichai Mandelblit menjeratnya dengan dakwaan penyuapan, penggelapan, dan pelanggaran kekuasaan dalam tiga kasus yang berbeda.
"Saya tidak akan membiarkan kebohongan menang," tegas politikus yang biasa dipanggil dengan sebutan Bibi tersebut seperti dikutip BBC. Dia adalah satu-satunya PM di Israel yang didakwa saat masih menjabat.
Dalam pidato selama 15 menit itu, Netanyahu berjanji tetap memimpin Israel sesuai dengan ketentuan hukum. Menurut pemimpin 70 tahun tersebut, dakwaan yang diarahkan kepadanya bermotif politik. Penyidik tidak mengejar kebenaran kasus, tapi hanya berusaha untuk menjerat dia.
Netanyahu memang tak harus turun dari jabatannya meski sudah didakwa. Berdasar aturan, dia harus mundur jika terbukti bersalah dan semua usaha banding sudah dilakukan. Proses peradilan masih menunggu beberapa bulan lagi. Sedangkan putusan pascabanding butuh waktu bertahun-tahun.
Meski begitu, dakwaan tersebut bakal membuat PM terlama di Israel tersebut tertekan. Sebab, saat ini pun politikus yang dijuluki King Bibi itu mulai kehilangan dukungan. Partai Likud yang digawanginya tidak berhasil meraih suara terbanyak dalam pemilu. Dia juga tidak bisa menjalin koalisi untuk membentuk pemerintahan. Israel terancam bakal menggelar pemilu untuk kali ketiga dalam satu tahun. Sangat mungkin suara untuk Likud akan terus merosot setelah Netanyahu didakwa.
"Tidak ada kudeta di Israel, yang ada hanyalah mereka yang membarikade dirinya agar tetap berkuasa," ujar politikus oposisi Benny Gantz seperti dikutip Agence France-Presse. Dia meminta Netanyahu mundur saja dan fokus pada kasus yang membelitnya.
Analis hubungan luar negeri Dewan Eropa Hugh Lovatt mengungkapkan, Netanyahu tidak akan menyerahkan kekuasaannya dengan mudah. Justru saat ini dia akan berjuang mati-matian demi keberlangsungan karir politik dan kehidupan pribadinya. Netanyahu bakal tetap memegang kekuasaannya sembari menjalani proses hukum.
Sebelumnya, Mandelblit mengungkapkan bahwa dirinya dengan berat hati harus mengajukan dakwaan kepada Netanyahu. Dia menegaskan, tidak ada seorang pun yang kebal hukum di Israel.
"Penegakan aturan hukum bukanlah pilihan. Bukan masalah kiri atau kanan. Bukan pula masalah politik," tegasnya.
Netanyahu masih punya satu cara untuk menghindari hukum. Yaitu, meminta parlemen Israel, Knesset, untuk memberinya imunitas dari segala tuntutan. Meski demikian, itu butuh proses dan belum tentu sebagian besar legislator mendukungnya.
DAKWAAN YANG MEMBELIT NETANYAHU
Kasus 1.000
Dakwaan penggelapan dan pelanggaran kepercayaan karena menerima barang-barang mewah dari dua pebisnis, yaitu produser film Hollywood asal Israel Arnon Milchan dan miliarder Australia James Packer. Sebagian besar berupa suplai sampanye dan cerutu pada 2006–2016 senilai ILS 956.800 (Rp 3,9 miliar).
Sebagai balasan, Netanyahu dituding membuat keputusan yang menguntungkan mereka. Versi Netanyahu, dirinya hanya menerima tanda persahabatan dari Milchan dan tidak melakukan hal yang salah. Milchan dan Packer juga memberikan pernyataan bahwa mereka tidak berbuat hal yang melanggar hukum.
Kasus 2.000
Dakwaan penggelapan dan pelanggaran kepercayaan terkait pertemuan Netanyahu dengan Arnon Mozes, pebisnis sekaligus penguasa saham grup media Yedioth Ahronoth. Mereka mendiskusikan rencana pemberitaan positif tentang Netanyahu lewat media-media milik Mozes. Sebagai gantinya, Netanyahu akan mengajukan RUU untuk melemahkan Yisrael Hayom, media saingan Yedioth Ahronoth. Mozes juga didakwa dengan kasus penyuapan.
Kasus 4.000
Dakwaan penyuapan, penggelapan, dan pelanggaran kepercayaan. Saul Elovitch, pemilik portal Walla, dituding mengubah pemberitaan agar menguntungkan Netanyahu. Sebagai gantinya, Netanyahu membuat kebijakan yang menguntungkan Elovitch dan bisnisnya. Kala itu Netanyahu menjabat menteri telekomunikasi (2014–2017) dan Elovitch merupakan pemilik saham mayoritas di perusahaan telekomunikasi terbesar Israel, Bezeq. Elovitch dan istrinya, Iris, didakwa melakukan penyuapan.
Sumber: BBC dan Jawapos.com
Editor : Rinaldi