JAKARTA (RIAUPOS.CO) -- Selama masa pandemi Covid-19, industri kuliner di Malaysia mengalami kerugian besar. Bahkan, ada 2 juta meja yang batal dipesan oleh pengunjung restoran. Kerugian pun mencapai MYR 3 juta atau setara dengan Rp9,9 miliar.
Pembatalan dan penundaan pesanan restoran umumnya dilakukan dalam acara pernikahan. Bukan hanya impian pasangan pernikahan yang hancur, restoran juga mengalami pukulan. Dilansir dari AsiaOne, Rabu (17/6), menurut Asosiasi Operator Restoran Cina Wilayah Selangor dan Federal, lebih dari 2 juta meja pesanan telah dibatalkan atau ditunda di Lembah Klang sejak Perintah Kawalan Pergerakan atau lockdown di Malaysia dilaksanakan pada 18 Maret.
"Ini telah mengakibatkan kerugian hingga 3 juta ringgit," kata Wakil Ketua Asosiasi Sia Boon Kong.
Sementara itu, Ketua Asosiasi Datuk Lum Tuck Loy menambahkan bahwa pembatalan dan penundaan yang diakibatkan oleh pandemi Covid-19 sangat merugikan industri. Pembatalan lebih banyak dilakukan oleh pernikahan yang ditunda untuk mematuhi jarak sosial.
Salah satu kerugian dialami restoran makanan laut di Johor Baru, Negri Sembilan, dan Kuala Lumpur. Lebih dari 10 ribu meja telah dibatalkan atau ditunda.
"Pasangan biasanya membayar antara dalam bentuk deposit pada saat pemesanan dan mencicipi makanan," kata pihak resto.
"Banyak pelanggan menunda jamuan makan mereka ke tanggal lain," tambahnya.
Situasi semakin diperparah ketika pihak resto bingung dengan prosedur yang berbeda di berbagai negara tentang apa yang diperbolehkan dalam hal pengaturan meja dan jumlah orang di resto. Untuk menjaga jarak yang aman, semua meja makan hanya diperbolehkan dengan kapasitas 50 persen.
Kini ketika semua sudah dilonggarkan, maka pihak resto mulai mengizinkan pengunjung makan di tempat. Kapasitas hanya 50 persen kursi. Sedikitnya 6 ribu resto siap mematuhi komitmen protokol kesehatan.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Rinaldi