Korbankan Nyawa Demi Selamatkan Jamaah Lain

Internasional | Senin, 18 Maret 2019 - 10:16 WIB

Korbankan Nyawa Demi Selamatkan Jamaah Lain
Daoud Nabi. (INTERNET)

CHISTCHURCH (RIAUPOS.CO) - Daoud Nabi (71) tidak pernah mengira sambutannya yang ramah di Masjid Al Noor, Christchurch, Selandia Baru dibalas dengan berondongan tembakan oleh Brenton Tarrant. Tembakan itu merenggut nyawa pria yang sudah 40 tahun hidup di kota itu. Pada saat kejadian biadab yang dilakukan Brenton Tarrant itu, Daoud Nabi tengah berada di pintu masjid. Dari video yang beredar, Daoud menyapa si teroris dengan ramah.

“Hello, Brother”. Beberapa detik kemudian, peluru memberondongnya.

Baca Juga :Hamas Desak ICC Tuntut Israel Bertanggung Jawab atas Kejahatan Perang dan Genosida di Gaza

Sapaannya yang ramah terhadap teroris tersebut kemudian menjadi pembicaraan warganet seluruh dunia. Tak sedikit pula yang terharu atas kejadian itu. Daoud Nabi merupakan korban pertama yang berhasil teridentifikasi atas insiden mencekam pada Jumat (15/3) itu. Dia merupakan satu dari 50 korban tewas yang dipastikan oleh polisi Selandia Baru.

Dari video yang beredar di media sosial (medsos), warganet di seluruh dunia meyakini Daoud Nabi mengetahui Brenton Tarrant membawa senjata dan mengarahkan senjatanya kepada dirinya. Namun, dia memberanikan diri menjadi ‘tameng’ melindungi jamaah yang berada di dalam masjid. Apalagi teroris melangkah masuk menuju ke dalam masjid.

“Daoud Nabi, 71 adalah yang pertama dari 49 korban #ChristChurch yang diidentifikasi. Dia berdiri di pintu, siap untuk berdoa, dan menyambut teroris dengan kata-kata ‘hello, brother’, dan itu adalah kata-kata terakhirnya. Sang kakek meninggal saat mencoba menyelamatkan orang lain dari peluru,” kata salah seorang pengguna Twitter.

Daoud Nabi lahir di Afghanistan, lalu pindah ke Selandia Baru pada 1980-an untuk melarikan diri dari invasi Uni Soviet. Miris, hampir 40 tahun kemudian, ia ditembak dan dibunuh di Masjid Al Noor di Christchurch. Daoud Nabi dikenal sangat baik terhadap imigran yang memerlukan pertolongan. Lelaki pencinta mobil vintage itu juga merupakan presiden dari asosiasi lokal Afghanistan di Selandia Baru.

“Apakah Anda berasal dari Palestina, Irak, Suriah? Ia adalah orang pertama yang mengulurkan tangannya kepada Anda,” kata anaknya Omar (43) saat diwawancarai NBC News.

Nabi menghabiskan hidupnya dengan mencoba membantu para pengungsi memulai kehidupan baru. Memastikan mereka diberi makan dan dilindungi.

“Dia dulu membuat mereka (para imigran) betah,” lanjut Omar kepada Al Jazeera via telepon dari Christchurch.

Bersama korban lainnya, pemakaman Daoud Nabi telah dilaksanakan pada Sabtu (16/3). “Ayah saya tinggal seumur hidupnya di negara ini (Selandia Baru) dan akan dimakamkan di sini,” kata Omar.

Brenton Tarrant telah ditangkap dan diadili di pengadilan Selandia Baru atas aksi teror di masjid di Christchurch. Dia akan didakwa melakukan pembunuhan yang ancaman hukumannya penjara seumur hidup.

Sang Pelempar Telur Dapat Dukungan Publik

Seorang remaja di Australia mendapat sorotan dunia. Bahkan viral di medsos. Aksinya yang melemparkan telur ke Fraser Anning, senator Australia, mendapat dukungan dari publik di berbagai belahan dunia. Bahkan sebuah platform pengumpulan dana bantuan bernama GoFundMe telah menerima banyak donasi. Donasi sebanyak 22.000 dolar AS itu diperuntukkan oleh publik untuk remaja pelempar telur tersebut. Dukungan terhadap remaja 17 tahun itu karena aksinya seperti mewakili jeritan hati masyarakat lainnya.

Di samping itu, ada pula petisi di Change.org yang menyerukan agar Anning dicopot dari parlemen. Dilansir dari Sydney Morning Herald, petisi itu telah ditandatangani 700.000 orang dalam waktu hanya dua hari.

“Jumlahnya terus bertambah,” ujar Kate Ahmad, sang penggagas.

“Senator Anning tidak memiliki tempat dalam pemerintahan kami yang demokratis dan multikultural,” katanya dalam petisi itu.

Sebagaimana diketahui, insiden pelemparan telur itu terjadi ketika Anning sedang berbicara kepada media tentang unjuk rasa yang terjadi. Unjuk rasa di Melbourne itu ditujukan terhadapnya. Di sela-sela wawancara itu, sang bocah mengeluarkan ponselnya dan langsung melempar telur ke kepala Anning. Senator Queensland itu lantas menyerang wajah bocah itu dengan tangannya. Serangan itu berlangsung dua kali.(jpg)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook