INTERNASIONAL

Xi Jinping Desak Vladimir Putin Segera Hentikan Perang di Ukraina

Internasional | Jumat, 17 Juni 2022 - 02:00 WIB

Xi Jinping Desak Vladimir Putin Segera Hentikan Perang di Ukraina
Xi Jinping saat bertemu Vladimir Putin (Sputnik/Aleksey Druzhinin/Kremlin via (REUTERS)

BEIJING (RIAUPOS.CO) – Presiden Cina Xi Jinping mendesak Presiden Rusia Vladimir Putin untuk segera menghentikan perang melawan Ukraina. Desakan itu disampaikan Xi Jinping melalui telepon.

“Kiev dan Moskow harus mendorong penyelesaian yang bijaksana, dalam perang yang sedang berlangsung di Ukraina,” sebut Xi.


Xi mengatakan kepada Putin bahwa Cina selalu membuat penilaian secara independen. Ia mengklaim secara aktif mempromosikan perdamaian di dunia.

“Kami mempromosikan stabilitas tatanan ekonomi global,” imbuh Xi menurut laporan tersebut.

Panggilan Xi dengan Putin menyusul beberapa diskusi tingkat tinggi antara pemerintahan Biden dan Beijing. Xi menegaskan semua pihak harus mendorong penyelesaian yang tepat krisis Ukraina dengan cara yang bertanggung jawab.

 

“Cina bersedia untuk terus memainkan perannya dalam hal ini,” menurut laporan itu.

Kedua pemimpin juga membahas berbagai masalah keamanan dan bidang yang menjadi perhatian bersama di mana Beijing dan Moskow dapat bekerja sama. Putin mengatakan kepada Xi bahwa dia juga menentang kekuatan apa pun yang mencampuri urusan dalam negeri Cina.

“Menentang apapun yang mencampuri urusan dalam negeri Cina,” kata Putin merujuk Xinjiang, Hongkong, dan Taiwan.

 

Reaksi AS

Pemerintahan Presiden Joe Biden belum melihat bukti bahwa Tiongkok bekerja dengan Rusia di tengah putaran sanksi global dalam perang Kremlin di Ukraina. “Beijing sejauh ini belum memberikan dukungan material kepada Moskow,” kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional John Kirby kepada wartawan di Gedung Putih.

Komentar Kirby merespons panggilan telepon Xi Jinping dengan Presiden Rusia Vladimir Putin. Dalam seminggu terakhir, penasihat keamanan nasional Jake Sullivan dan Menteri Pertahanan Lloyd Austin bertemu secara terpisah dengan pejabat tinggi Tiongkok dan menegaskan kembali bahwa ekonomi terbesar kedua di dunia itu seharusnya tidak mengurangi tekanan ekonomi terhadap Rusia.

Sumber: Jawapos.com

Editor: Edwar Yaman

 

 

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook