BEIJING (RIAUPOS.CO) - Badan inteljen Amerika Serikat (AS) melakukan investigasi karena mencurigai asal penyebaran virus corona (Covid-19) dari sebuah laboratorium di Wuhan. Hal ini membuat Kementerian Luar Negeri Cina langsung meresponnya bahwa semuanya tidak benar.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Zhao Lijian menegaskan bahwa Badan Kesehatan Dunia (WHO) telah melakukan penyelidikan dan menyatakan tidak ada bukti nyata yang mengindikasikan bahwa Covid-19 dibuat di laboratorium Cina.
"Dirjen WHO telah berulang kali menyatakan bahwa belum ada bukti yang menunjukkan bahwa virus itu dibuat di laboratorium," kata Zhao dalam siaran pers Kamis (16/4) dilansir dari CNN.
Zhao menyebut banyak ahli medis terkenal di seluruh dunia yang juga menggambarkan teori-teori munculnya virus seperti kebocoran dari laboratorium, namun tidak memiliki bukti.
Ia menegaskan bahwa posisi Cina telah jelas tidak bersalah. Zhao mengatakan bahwa virus tersebut merupakan masalah ilmiah yang harus dipelajari oleh para ilmuwan dan ahli medis.
Selanjutnya, Zhao mengajak negara-negara lain dan menjamin bahwa pihaknya akan terus saling membantu memerangi SARS-Cov-2 yang telah menjalar ke lebih dari 200 negara di dunia.
"Penyakit menular adalah musuh bersama umat manusia dan masyarakat internasional, dan kita hanya dapat mengalahkannya melalui respons rasional. Cina akan terus bekerja dengan negara-negara lain, saling membantu dan bersatu," ujarnya menambahkan.
Presiden AS Donald Trump mengatakan pada hari Rabu (15/4) bahwa AS tengah melakukan penyelidikan mendalan terhadap Cina terkait sumber penyebaran virus corona. Namun Trump menolak membahas memberikan informasi terkait temuan dari investigasi tim intelijen AS.
AS sejauh ini meyakini jika virus tersebut ada kaitannya dengan penelitian untuk mengembangkan senjata biologi. Pejabat tinggi AS mengatakan jika intelijen saat ini tengah mempelajari teori lain terkait asal virus corona.
Seorang petinggi intelijen AS mengatakan teori yang digunakan saat ini tengah menyelidiki salah satu laboratorium di Wuhan secara tidak sengaja merilis virus tersebut ke publik.
Sumber: AFP/CNN/Daily Mail/Berbagai Sumber
Editor: Hary B Koriun