BAGHOUZ (RIAUPOS.CO) - ’’Pertempuran belum usai.’’ Pernyataan itu dilontarkan Abu Abdel Adheem, anggota militan Islamic State (IS) alias ISIS. Adheem mengunggah video pertempuran yang tengah terjadi di Baghouz, Deir ez-Zor, Suriah. Dia tidak mau ISIS disebut telah kalah hanya karena kini kekuasaannya tinggal beberapa kilometer.
’’Tuhan punya standar yang berbeda,’’ ujarnya. Namun, kenyataan di lapangan berkata lain. Adheem dan beberapa rekannya yang memilih bertahan sebentar lagi mungkin harus menyerah. Sebab, pasukan Syrian Democratic Forces (SDF) yang didukung AS terus membombardir Baghouz, wilayah terakhir yang dikuasai ISIS di Suriah.
Setiap hari gelombang orang yang melarikan diri dari Baghouz terus bertambah. Para petarung ISIS dan keluarganya tersebut menuju ke area yang dikuasai SDF untuk menyerahkan diri. Dari berbagai foto yang diabadikan awak media, tampak banyak laki-laki dalam kondisi luka-luka di rombongan itu. Para wanitanya memakai niqab dan sibuk mengurus anak-anaknya. Mayoritas yang lari itu adalah petarung asing yang bergabung dengan ISIS di Suriah dan Iraq.
’’Mereka sengaja lari bersama-sama untuk menghindari penembak jitu dan orang yang mau menyerang,’’ ujar Komandan SDF Adnan Afrin sebagaimana dikutip Reuters. Dia menambahkan, SDF bakal menghentikan serangan jika melihat warga sipil yang ingin dievakuasi atau ada tawanan yang harus dibebaskan.
Juru Bicara SDF Mustafa Bali mengungkapkan, Kamis (14/3) ada sekitar 1.300 petarung ISIS dan keluarganya yang menyerahkan diri. Saat ini wilayah Baghouz yang dikuasai ISIS kian menyempit. Namun, sisa-sisa militan sadis itu memang tidak berniat menyerah dengan mudah. Mereka memilih bertahan dengan menggunakan bom bunuh diri. Dalam kurun waktu dua hari, ISIS menempatkan lebih dari 20 pelaku bom bunuh diri sebagai bentuk perlawanan.
Setidaknya 112 militan ISIS tewas sejak serangan ke Baghouz dilancarkan akhir pekan lalu. Sayangnya, komandan ISIS Abu Bakr al-Baghdadi lebih dulu lari. Dia diperkirakan masih hidup dan kini mungkin bersembunyi di Iraq.
Sebagian besar anak-anak dan perempuan yang lari dari Baghouz diamankan di kamp al-Hol. PBB mengungkapkan bahwa di kamp tersebut terdapat sekitar 67 ribu orang. Sebanyak 90 persen di antaranya merupakan perempuan dan anak-anak. Kamp itu sudah overkapasitas. Para relawan menyatakan bahwa mereka kini kekurangan tenda, makanan, dan obat-obatan. Jika kondisi tersebut terus berlanjut, bisa terjadi wabah penyakit menular.
Bagi anak-anak, pelarian dari pertempuran di Baghouz luar biasa berat. Medan yang mereka lalui berbukit-bukit. Beberapa anak pun meninggal dalam perjalanan. Sebagian lagi kehilangan nyawa begitu sampai di kamp al-Hol.(sha/c15/dos/jpg)