WELLINGTON (RIAUPOS.CO) - Rahimi Ahmad (39), pergi untuk salat Jumat di Masjid Al Noor Deans Avenue, New Zealand dengan putranya yang berusia 11 tahun seperti yang dilakukannya setiap pekan. Putranya sedang bermain di luar ketika suara berondongan tembakan terdengar di masjid. Seorang pengunjung masjid lainnya meraih tangan putra Rahimi dan membawanya untuk berlindung di sebuah rumah di sebelahnya.
Namun hingga saat ini tidak ada yang tahu apa yang terjadi pada Rahimi. Istrinya Azila mengatakan, dia hanya menunggu dengan cemas untuk mendengar kabar dari Rahimi. ‘’Aku hanya ingin tahu dia aman, aku berdoa dan berharap dia akan menelepon,’’ katanya.
‘’Rahimi membawa ponselnya, jadi aku yakin dia akan segera bisa menghubungiku. Tapi sekarang aku tidak tahu apa yang terjadi padanya,’’ ujar Azila.
Rahimi pergi ke masjid sekitar pukul 13.00 siang dengan putranya. Namun Azila menjadi ketakutan atas keselamatan mereka usai mendengar berita tentang penembakan itu.
Azila mengaku mendapat telepon dari temannya yang mengatakan putranya aman. Namun suaminya Rahimi diyakini berada di dalam masjid pada saat penembakan. ‘’Anakku sedang bermain di luar, jadi ketika penembakan itu terjadi, seorang teman segera meraih tangannya dan membawanya ke rumah Kiwi di sebelah masjid. ‘’Tapi temanku tak tahu apa yang terjadi pada Rahimi,’’ kata Azila.
Azila mengatakan, Rahimi berasal dari Penang, Malaysia. Keluarganya telah tinggal di Christchurch selama sekitar lima tahun. Azila mengatakan, dia bingung apa yang harus dilakukan saat ini.
‘’Kami semua disuruh tinggal di dalam rumah, aku benar-benar tidak tahu siapa yang harus dihubungi atau apa yang harus dilakukan. Aku hanya menunggu dan berdoa agar aku akan mendengar kabar darinya atau setidaknya mendengar bahwa dia baik-baik saja,’’ katanya.
Presiden Masyarakat Malaysia Canterbury, Sam Yau mengatakan, dia telah dihubungi oleh Komisi Tinggi Malaysia tentang Rahimi. Namun, Yau mengatakan, belum ada konfirmasi tentang kondisi Rahimi.
Komisi Tinggi telah mengkonfirmasi bahwa setidaknya satu orang Malaysia terluka dan posting media sosial menyarankan orang Malaysia lainnya bisa terbunuh, menurut surat kabar Malaysia The Star.
‘’Komisi Tinggi melakukan kontak dengan pihak berwenang setempat untuk mendapatkan perincian lebih lanjut tentang para korban. Sejauh ini, satu warga Malaysia dipastikan cedera dan saat ini menerima perawatan di rumah sakit,’’ kata komisi itu dalam sebuah cuitan.(jpg)