GAZA (RIAUPOS.CO) – Staf PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa) di seluruh dunia melaksanakan upacara khidmat dengan mengheningkan cipta bersama selama satu menit, Senin (13/11/2023).
Kantor PBB di seluruh dunia pun mengibarkan bendera setengah tiang untuk menghormati 101 anggotanya yang gugur di Gaza sejak perang Israel-Hamas pada Oktober. Dilansir dari Antara, Senin (13/11), upacara itu dilakukan untuk mengenang seluruh pegawai UNRWA yang tewas akibat serangan Israel.
”Kita berkumpul hari ini, bersatu di lokasi simbolis ini, untuk menghormati para kolega kita yang pemberani dan mengorbankan nyawa untuk memberikan pelayanan di bawah bendera PBB,” ungkap Tatiana Vailovaya, Direktur Jenderal PBB di Jenewa, Senin (13/11).
UNRWA mengungkapkan perihal anggota stafnya yang terbunuh akibat serangan udara dan darat yang lakukan Israel. Sebagian dari mereka tewas saat mengantre roti. Sedangkan sebagian lainnya terbunuh ketika berada di rumah bersama keluarga.
”Ini adalah jumlah terbesar pekerja kemanusiaan terbunuh dalam waktu singkat dalam sejarah organisasi kita,” kata Direktur Jenderal PBB Tatiana Vailovaya.
Israel justru menyalahkan Hamas atas kematian warga sipil di Jalur Gaza. Mereka menuding Hamas menggunakan penduduk sebagai tameng manusia. Namun, Hamas telah menyangkal tuduhan Israel itu.
”Saya akan menyatakan bahwa kita menghadapi masa yang sangat menantang untuk multilateralisme, untuk dunia,” ujar Tatiana Vailovaya.
”Namun, PBB saat ini menjadi sangat relevan dibandingkan sebelumnya,” imbuh dia.
UNRWA telah dibentuk pada 1949 sejak pecahnya perang antara Arab-Israel pertama. UNRWA telah memberikan berbagai bantuan untuk publik, seperti sekolah, pelayanan kesehatan, dan bantuan kemanusiaan lainnya. Anggotanya yang mencapai 5 ribu orang tersebut, sebagian besarnya adalah pengungsi Palestina.
Berdasar informasi yang dihimpun dari Arab News, Senin (13/11), PBB telah menetapkan aturan mengenai kompensasi bagi anggotanya yang meninggal. Sejumlah biaya pemakaman akan ditanggung dan keluarga yang ditinggalkan akan mendapatkan pembayaran tahunan.
Sebelum terjadinya krisis itu, UNRWA telah mengalami masalah keuangan. Kendati demikian, mereka mengatakan yakin dapat membayar gaji pegawainya pada akhir tahun.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Edwar Yaman