JAKARTA (RIAUPOS.CO) -- Amerika Serikat menunggu persetujuan kongres dalam penjualan 12 jet tempur F-35B ke Singapura. Permintaan Singapura membeli empat jet tempur F-35B, dengan opsi menambah delapan, dengan perkiraan biaya US$ 2,75 miliar (Rp2,8 triliun lebih) telah disetujui oleh Departemen Luar Negeri.
Varian B dari F-35 adalah versi lebih canggih yang mampu melakukan take-off lebih pendek dan mendarat secara vertikal.
"Penjualan yang diusulkan ini akan mendukung kebijakan luar negeri dan tujuan keamanan nasional Amerika Serikat," kata Badan Kerja sama Keamanan Pertahanan seperti dilansir dari channel news asia.
Singapura adalah teman strategis dan mitra kerja sama keamanan utama dan kekuatan penting bagi stabilitas politik dan kemajuan ekonomi di kawasan Asia Pasifik.
Kementerian Pertahanan Singapura pertama kali mengumumkan niatnya untuk menambahkan F-35 ke armada angkatan udaranya pada Januari tahun lalu, sebagai pengganti armada tempur udara yang paling cocok untuk F-16 yang sudah usang.
Pada Maret 2019, Menteri Pertahanan Ng Eng Hen mengungkapkan bahwa Singapura pertama-tama akan membeli empat jet untuk pengujian lengkap, dengan opsi delapan lainnya.
Jet tempur generasi kelima menawarkan beberapa kemampuan stealth, jaringan, dan penginderaan terbaru. Badan Kerja Sama Keamanan Pertahanan bagian dari Departemen Pertahanan mengatakan para pejuang siluman F-35 akan meningkatkan kemampuan Singapura mempertahankan perbatasannya dan berkontribusi pada operasi koalisi dengan pasukan sekutu dan mitra lainnya.
Ia menambahkan bahwa penjualan itu tidak akan mengubah keseimbangan militer dasar di wilayah itu. Pada debat Komite Pasokan pada Maret, Dr Ng mengatakan, kementerian akan mengeluarkan surat permintaan kepada AS mengenai pembelian tersebut. Dia menambahkan bahwa Singapura memiliki dukungan dari pemerintah AS dan Departemen Pertahanan untuk penjualan yang diusulkan.
Masalah keamanan untuk F-35, bagaimanapun, dinaikkan ketika Jepang kehilangan salah satu pilotnya April lalu, setelah jet tempur F-35 kecelakaan di Samudera Pasifik. Angkatan udara Jepang mengatakan, disorientasi spasial kemungkinan menjadi penyebab insiden itu. Berita pertahanan melaporkan pada Juni F-35 terus dirusak gangguan teknis.
Sumber: Batampos.co.id
Editor: Rinaldi