GAZA (RIAUPOS.CO) – Sedikitnya delapan jurnalis tewas dan dua hilang dalam serangan udara Israel di Gaza, yang dimulai setelah serangan Hamas ke Israel pada Sabtu (7/10), menurut keterangan dari kantor pers Palestina di Gaza pada Rabu (11/10).
Dilansir dari Antara, kantor tersebut dalam sebuah pernyataan mengatakan para jurnalis yang terbunuh adalah Said al-Tavil, Muhammed Subh, Hisham en-Nawacihe, Ibrahim Lafi, Muhammed Cergun, Muhammed es-Salihi, Esad Shemlah, dan Selame Mime. Sedangkan dua jurnalis lain, Nidal al-Vahidi dan Heysem Abdulvahid, belum ditemukan.
Rumah tiga jurnalis hancur total dan setidaknya 40 kantor media dilaporkan menjadi target serangan udara. Situasi di Jalur Gaza memanas setelah serangan mendadak yang dilakukan Hamas ke wilayah Israel.
Israel melakukan balasan dengan meluncurkan serangan udara dan melakukan blokade total terhadap wilayah yang dikuasai Hamas itu. Israel melarang pasokan air dan listrik yang kian memperburuk situasi kemanusiaan yang sudah parah.
Jumlah warga Palestina yang tewas dalam agresi Israel terhadap Jalur Gaza dan Tepi Barat bertambah menjadi 1.078 orang dengan korban luka mencapai lebih dari 5.314 orang. Kementerian Kesehatan setempat menyebutkan bahwa pada hari kelima, sebanyak 1.055 orang tewas dan 5.184 orang lainnya terluka dalam pertempuran yang sedang berlangsung di seluruh Jalur Gaza.
Sementara itu, jumlah warga Palestina yang terbunuh di Tepi Barat naik menjadi 23 orang. Sebelumnya, dua pemuda yakni Abd al-Rahman Faraj dan Ali al-Abbasi tewas akibat peluru militer Israel di daerah Ain al-Luza di Kota Silwan, Yerusalem. Sebanyak 130 orang dilaporkan terluka di kota tersebut.
Sekretaris Jenderal Komite Eksekutif Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) Hussein al-Sheikh mengungkapkan, telah meminta agar makanan dan obat-obatan segera dipasok untuk warga di Jalur Gaza, namun Israel menolak.
”Kami mendesak lembaga kemanusiaan internasional dan komunitas internasional agar turut campur menghentikan segera agresi dan mengizinkan masuk bahan bantuan karena Jalur Gaza saat ini menghadapi bencana besar kemanusiaan,” kata pejabat PLO di Twitter.
Hussein al-Sheikh juga meminta supaya jaringan listrik dan air untuk kembali dipulihkan.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Edwar Yaman