NEW JERSEY (RIAUPOS.CO) – Maret 2020 dokter memvonis usia Marc Lewitinn tinggal hitungan hari. Saat itu dia berada dalam kondisi koma karena Covid-19. Namun, Tuhan berkehendak lain. Dia bertahan dengan bantuan ventilator selama 850 hari.
Lewitinn mengembuskan napas terakhirnya 23 Juli lalu di usia 76 tahun di Palisades Medical Center, New Jersey, AS, karena serangan jantung. Beritanya baru tersebar beberapa hari terakhir. Dokter memperkirakan bahwa Lewitinn mungkin adalah pasien terintubasi yang bertahan paling lama dengan menggunakan ventilator.
Literatur seputar pandemi mencatat hanya ada beberapa pasien yang bertahan lebih dari tiga bulan dengan alat bantu napas. Salah satu yang menjadi pemberitaan utama pada 2021 adalah pasien di Alabama yang berhasil lepas dari ventilator setelah 187 hari.
Dikutip dari The New York Times, Dr Abraham Sanders, salah seorang dokter yang merawat Lewitinn, mengungkapkan bahwa sejauh ini tidak ada satu pasien Covid-19 yang mendekati garis pencapaian selama itu.
’’Dia (Lewitinn, red) mengalami perjalanan yang panjang dan sulit. Dia adalah pria kuat dan penerima manfaat dari perawatan medis yang canggih,’’ ujar Sanders, Ahad (11/9/2022).
Keluarga Lewitinn sejatinya sudah sangat berhati-hati ketika pandemi melanda AS Maret 2020. Keluarga memintanya tinggal di rumah saja. Saat itu usianya 74 tahun. Lewitinn masuk kategori rentan karena merupakan penyintas kanker paru serta stroke.
Awalnya, pensiunan penjaga toko di Manhattan itu menurut. Tapi, dia bosan. Suatu hari dia pergi ke Starbucks yang ramai pengunjung di dekat rumahnya. Pada 25 Maret 2020, dia merasa lesu. Begitu dicek dengan oksimeter, tingkat oksigen dalam darahnya hanya 85 persen. Putranya, Albert, langsung membawanya ke UGD di Weill Cornell Medicine, Manhattan. Hasilnya, Lewitinn positif Covid-19. Lewitinn menjalani perawatan melalui ventilator akibat kondisinya yang lemah.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Edwar Yaman