Stasiun Kereta di Ukraina Diserang Rudal, 57 Tewas, Ratusan Terluka

Internasional | Selasa, 12 April 2022 - 01:15 WIB

Stasiun Kereta di Ukraina Diserang Rudal, 57 Tewas, Ratusan Terluka
Gedung pendidikan militer Ukraina di Kota Mykolaiv hancur dihajar rudal Rusia, kemarin. Sedikitnya 40 tentara Ukraina tewas akibat serangan tersebut. (AFP)

KIEV (RIAUPOS.CO)  – Serangan rudal menghancurkan sebuah stasiun kereta di kota timur Kramatorsk, Ukraina. Korban tewas serangan stasiun kereta tersebut awalnya dikabarkan belasan jiwa, kini total meningkat menjadi 57 jiwa.

Serangan itu juga melukai 114 lainnya. Pimpinan wilayah Donetsk, Ukraina, Pavlo Kirilenko mengatakan ribuan warga sipil sedang menunggu di stasiun saat kejadian itu. Ketika rudal menghantam, maka korban langsung dievakuasi pada Jumat (8/4/2022).


“Kejadian itu melukai warga dalam kerumunan yang sebagian besar perempuan dan anak-anak yang mencoba melarikan diri dari serangan Rusia,” kata pihak berwenang Ukraina seperti laporan Al Jazeera.

Foto-foto dari stasiun di Kramatorsk menunjukkan korban tewas ditutupi dengan terpal. Sekitar 4 ribu warga sipil berada di dalam dan di sekitar stasiun, saat kejadian sesuai laporan kantor jaksa agung Ukraina.

“Ada banyak orang dalam kondisi serius, tanpa lengan atau kaki,” kata Wali Kota Kramatorsk Oleksandr Goncharenko.

“Bahkan rumah sakit mengerahkan 30 hingga 40 ahli bedah untuk merawat mereka, rumah sakit setempat berjuang untuk mengatasinya,” katanya.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan para pemimpin lainnya menuduh militer Rusia sengaja menyerang stasiun tersebut. Rusia, tentu saja membantah hal itu.

“Tanpa kekuatan atau keberanian untuk melawan kami di medan perang, (pasukan Rusia) secara tega menghancurkan penduduk sipil,” kata Zelensky di media sosial.

“Ini adalah kejahatan tanpa batas. Dan jika tidak dihukum, maka itu tidak akan pernah berhenti,” jelas Zelensky seperti dilansir dari Times Of Israel, Senin (11/4/2022).

Lebih dari 4 juta orang Ukraina telah meninggalkan negara itu, dan jutaan lainnya telah mengungsi. Di Bucha, Wali Kota Anatoliy Fedoruk mengatakan, penyelidik menemukan setidaknya tiga lokasi penembakan massal warga sipil dan masih menemukan mayat di halaman, taman, dan alun-alun kota, 90 persen di antaranya ditembak.

Sumber: Jawapos.com

Editor : Edwar Yaman

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook