JAKARTA (RIAUPOS.CO) -- Cina siap memenangkan "perang" melawan virus corona jenis baru atau COVID-19. Penularan virus yang awalnya muncul di Wuhan, Provinsi Hubei, itu kini sudah semakin menurun jumlahnya. Per Ahad (9/3), hanya ada 44 kasus baru di Cina. Padahal sebelumnya dalam sehari bisa terdapat hingga ribuan pasien.
COVID-19 sudah menginfeksi lebih dari 100 ribu pasien dan menewaskan lebih dari 3 ribu orang secara global, dengan sebagian besar di daratan Cina. Tetapi angka-angka baru menunjukkan penyebarannya melambat dengan 99 infeksi baru dilaporkan pada 6 Maret, peningkatan terendah sejak Januari. Sementara pada Ahad (8/3) jumlah itu turun menjadi hanya 44 kasus dengan 23 kematian baru.
Sebaliknya, gelombang kedua virus corona jenis baru justru merambah kawasan di luar Cina. Seperti dilansir Mirror, Senin (9/3), Iran, Italia, dan Korea Selatan menjadi kasus paling parah.
Negara lain harus mencontoh Cina yang mengkarantina puluhan juta penduduknya. Berbagai risiko sosial dan ekonomi Cina pun berdampak.
Di provinsi episentrum, Hubei, 56 juta telah diisolasi sejak Januari dan di ibu kota provinsi tersebut yakni Wuhan yang berpenduduk 11 juta, warga dilarang meninggalkan rumah mereka. Orang-orang melaporkan kehilangan pekerjaan karena karantina, yang lain mengatakan kekurangan makanan.
Penurunan infeksi di Cina memberikan secercah cahaya dan harapan ketika kini global makin panik dengan lonjakan kasus. Negara termasuk Iran, Italia, dan Korea Selatan sekarang mengalami peningkatan yang lebih besar daripada Cina. Dan, Italia kini menerapkan kebijakan penguncian yang sama. Sebanyak 16 juta warga dikarantina.
Media pemerintah Cina melaporkan Wuhan sudah membongkar satu dari 16 rumah sakit darurat. Juru Bicara Komisi Kesehatan Nasional Cina Mi Feng sebelumnya mengatakan tren kasus virus di Wuhan telah dapat dikendalikan.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Rinaldi
