JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Presiden Rusia Vladimir Putin pada Kamis (7/7/2022), menantang negara-negara barat untuk mengalahkan Rusia di medan perang. Dia memperingatkan, pergerakan Rusia yang berlangsung di Ukraina saat ini bisa dibilang baru saja mulai.
”Kita dengar bahwa mereka ingin mengalahkan kita di medan pertempuran. Kita bisa bilang apa, biarkan mereka mencobanya,” kata Putin seperti dilansir dari Antara.
Putin mengeluarkan pernyataan itu ketika menyampaikan pidato di depan para pemimpin parlemen. Itu pertama kali sejak perang mulai berkobar lebih dari empat bulan lalu.
Dia memperingatkan bahwa masa depan perundingan akan meredup jika konflik berlarut-larut. ”Kita sudah sering mendengar bahwa barat ingin memerangi kita untuk membela semua warga Ukraina. Ini adalah tragedi bagi rakyat Ukraina, tapi tampaknya semua mengarah ke sana,” tutur Putin.
Rusia menuding Barat mengobarkan perang proksi dengan menggempur ekonominya dengan serentetan sanksi serta meningkatkan pasokan persenjataan canggih untuk Ukraina.
Putin mengatakan, jelas bahwa sanksi-sanksi Barat menimbulkan berbagai kesulitan. Namun, sama sekali tidak seperti yang diperkirakan para penggagas serangan ekonomi terhadap Rusia. Kendati sesumbar bahwa Rusia baru saja melangkah, Putin masih membuka kemungkinan bagi perundingan.
”Semua orang harus tahu bahwa pada umumnya, kita belum memulai apa pun dengan sungguh-sungguh, Pada saat yang sama, kami tidak menolak pembicaraan perdamaian,” ujar Putin.
”Tetapi mereka yang menolaknya harus tahu bahwa semakin jauh, semakin sulit bagi mereka untuk bernegosiasi dengan kita,” tambah Putin.
Sementara itu, kepala juru runding Ukraina, Mykhailo Podolyak, pekan ini di Twitter menyebutkan syarat-syarat yang diajukan pihaknya untuk dapat melanjutkan pembicaraan.
”Gencatan senjata. Penarikan pasukan. Kembalikan para warga negara yang diculik. Serahkan para penjahat perang. Mekanisme perbaikan kerusakan. Pengakuan atas hak kedaulatan Ukraina,” ucap Podolyak.
Sejak meluncurkan invasi ke Ukraina pada 24 Februari, pasukan Rusia telah menguasai banyak wilayah di negara itu, termasuk merebut Luhansk di Ukraina timur pada Ahad (3/7/202). Tetapi, pergerakan pasukan Moskow sejauh ini lebih lambat dibandingkan dengan yang diperkirakan para analis. Pasukan itu dipukul mundur saat berupaya merebut ibu kota Ukraina, Kiev, dan kota utama kedua, Kharkiv.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Edwar Yaman