(RIAUPOS.CO) - Sejarah telah tercipta. Kamis (10/5) pukul 21.30 Mahathir Mohamad diambil sumpahnya untuk menjabat sebagai Perdana Menteri (PM) Malaysia ke-7 di Istana Negara, Kuala Lumpur.
Pengambilan sumpah disiarkan secara langsung. Dia kembali memimpin Malaysia setelah 15 tahun meletakkan jabatannya. Politisi 92 tahun itu menjadi pemimpin negara tertua di dunia.
Mahathir kali pertama menjadi PM pada 1981 sebelum akhirnya mengundurkan diri pada 2003 lalu. Dia telah memimpin Malaysia selama 22 tahun. Meski dinilai bertangan besi, namun di bawah kepemimpinannya Malaysia dikenal sebagai salah satu macan Asia. Sesuai janji Mahathir dalam pidato kemenangannya, pascapelantikan warga Malaysia akan diberi libur nasional selama 2 hari.
Sebelum diambil sumpahnya, Mahathir diundang untuk bertemu dengan Yang di-Pertuan Agong XV Sultan Muhammad V. Dia diminta untuk membentuk pemerintahan. Dalam Pilihan Raya Umum (PRU) ke-14 Rabu (9/5) koalisi Pakatan Harapan (PH) mendapat 113 kursi dan BN hanya 79. Tapi tak ada satu partai pun dalam koalisi PH yang menang mayoritas. Perolehan kursi Parti Keadilan Rakyat (PKR) paling tinggi yaitu 48, tapi itu tak jauh beda dengan DAP yang memperoleh 42 kursi. Karena tak ada pemenang mayoritas, secara teknis sultan lah yang memiliki kewenangan menunjuk siapa yang bakal membentuk pemerintahan.
Yang dipanggil bukan hanya Mahathir, tapi juga para pemimpin partai lainnya yang tergabung dalam koalisi PH. Termasuk di antaranya Presiden PKR Wan Azizah Wan Ismail. Sultan ingin memastikan bahwa koalisi tersebut satu suara mendukung Mahathir jadi PM.
‘’Yang mulia sangat mendukung dan menghormati proses demokrasi dan keinginan rakyatnya,’’ bunyi pernyataan dari pihak istana.
Kemenangan PH tak pernah diprediksi sebelumnya. Sejak awal, berbagai lembaga poling menegaskan bahwa hasil PRU14 sulit ditebak. Koalisi Barisan Nasional (BN) yang dipimpin oleh Najib Razak memang sangat kuat, tapi dukungan untuk PH juga terus bermunculan. Sejak Malaysia merdeka pada 1957, BN tak pernah kalah. PH tak hanya mengukir sejarah dengan mengusung PM tertua, tapi juga karena berhasil menumbangkan BN yang telah berkuasa selama kurang lebih 61 tahun.