Dia merupakan satu-satunya pelaku yang berhasil melarikan diri. Sebanyak 11 pelaku lain ditangkap maupun tewas. Salah satu pelaku yang tewas adalah Abdelbaki Es Satty. Pria 40 tahun yang disebut sebagai pemuka agama itu sempat dilaporkan hilang dua hari sebelum serangan di Barcelona. Dia ditengarai menjadi dalang yang meradikalkan para pelaku.
Adapun Satty pernah dipenjara sekali dan pernah berhubungan dengan tersangka yang didakwa ingin melakukan tindak terorisme. Dia sempat tinggal di Machelen, Belgia, Januari–Maret 2016. Setelah diselidiki, ternyata salah satu korban tewas dalam ledakan rumah di Alcanar pada Rabu (16/8/2017) itu adalah Satty. Trapero menegaskan, mereka berani mengumumkan karena kini polisi memiliki bukti kuat bahwa itu benar-benar jasad Satty.
Mereka yakin saat itu Satty menyiapkan bahan peledak untuk melakukan aksi sadisnya. Apa daya, bahan berbahaya tersebut justru meledak duluan dan menewaskan dua pelaku. Ada 120 tabung gas butana yang ditemukan di rumah yang meledak itu. Menurut keluarganya, Abouyaaqoub menjadi sangat religius sejak tahun lalu.
Saat pulang ke Maroko Maret lalu, dia menolak berjabat tangan dengan perempuan. Padahal, dulu dia tidak sekonservatif itu. Abouyaaqoub tak radikal sendirian. Dia mengajak saudaranya, El Houssaine, dan dua sepupunya, Mohamed serta Omar Hychami. Mereka bertiga termasuk pelaku yang tewas ditembak mati di Cambrils. Mereka semua berasal dari Kota Mrirt, Maroko.
’’Selama dua tahun ini Younes Abouyaaqoub dan Houssaine diradikalisasi oleh imam (Satty) itu,’’ kata kakek Abouyaaqoub kepada AFP.
Kini, otoritas Spanyol terus meningkatkan pengecekan di perbatasan demi menangkap Abouyaaqoub. Mereka juga menggeledah beberapa rumah lagi di Ripoll kemarin. Mayoritas pelaku tinggal di Ripoll selama berada di Spanyol. Para pemimpin partai politik di Spanyol juga bertemu untuk meninjau ulang pengamanan. Namun, belum ada keputusan yang dihasilkan. (tia)
Sumber: JPG
Editor: Boy Riza Utama