BARCELONA (RIAUPOS.CO) – Xavi Hernandez bersama FC Barcelona dan Darijo Srna di Shakhtar Donetsk adalah segelintir nama pada musim ini dengan status: pelatih di klub yang pernah dikapteninya dan telah menorehkan penampilan lebih dari 500 laga.
Sejak dua tahun lalu Xavi telah dipilih untuk menangani Barca setelah 17 musim (1998–2015) menjadi gelandang klub asal Catalan tersebut. Xavi pun telah mempersembahkan gelar liga (LALIGA) dan piala super (Supercopa de Espana) di ajang domestik pada musim lalu.
Berbeda dengan Srna yang baru mencatat laga debut sebagai pelatih interim Shakhtar ketika menang 3-0 atas LNZ Cherkasy di Liga Primer Ukraina akhir pekan lalu (22/10). Mantan kapten timnas Kroasia itu telah dikenal sebagai ikon Shakhtar seiring menorehkan penampilan terbanyak (536 laga) dengan kostum Hirnyky –julukan Shakhtar.
Alhasil, menghadapi Barca sekaligus beradu taktik dengan Xavi dalam matchday ketiga Grup H Liga Champions di Estadi Olimpic Lluis Companys malam nanti (siaran langsung SCTV/Champions TV 1/Vidio pukul 23.45 WIB) merupakan pengalaman Eropa pertama Srna sebagai tactician.
Srna sejatinya sudah memilih jalur manajemen klub dengan menjabat direktur sepak bola Shakhtar selepas menjadi asisten Luis Castro di akhir musim 2019–2020. Tapi, ketika Patrick van Leeuwen dilengserkan pekan lalu (16/10), Shakhtar tidak punya opsi lain selain meminta Srna jadi pelatih interim.
”Darijo jelas bukan orang baru dalam tim. Dia sangat mengenal tim dan menjalin kontak yang intens dengan para pemain. Boleh dibilang Darijo mengenal DNA Shakhtar dan memilikinya (sebagai pelatih, red) sangat membantu menaikkan spirit bertanding tim,” beber bek senior Shakhtar Dmytro Chyhrynskyi yang juga pernah bermain bersama Srna di laman resmi klub.
Chyhrynskyi memang bukan lagi pilihan reguler Shakhtar musim ini. Tapi, bek berusia 36 tahun itu memiliki pengalaman sebagai mantan pemain Barca di era kejayaan bersama Pep Guardiola (musim 2009–2010). Sebelum Chyhrynskyi membela Barca, Srna sejatinya punya kesempatan direkrut klub berjuluk Blaugrana tersebut.
Namun, pada musim panas tujuh tahun lalu, ketika Barca membutuhkan bek kanan, Srna yang dijuluki Cafu-nya Eropa itu lebih memilih ekstensi kontrak di Kirsha, kamp latihan Shakhtar.
’’Aku lebih memilih menjuarai Liga Champions bersama Shakhtar ketimbang harus melakukannya (juara Liga Champions) bersama Barca,’’ kata Srna kala itu seperti dikutip Sport.
Laga lawan Barca malam nanti bisa jadi debut melatih Eropa kali pertama dan terakhir bagi Srna. Sebab, Shakhtar telah memilih Marino Pusic sebagai pelatih permanen sepulang dari laga di Estadi Olimpic Lluis Companys. Pusic yang berkebangsaan Kroasia merupakan asisten pelatih Arne Slot di Feyenoord Rotterdam dalam dua tahun terakhir.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Edwar Yaman