Presiden Brasil Lula Sebut DK PBB Telah Gagal Cegah Berlanjutnya Perang Israel-Hamas

Internasional | Senin, 04 Desember 2023 - 04:11 WIB

Presiden Brasil Lula Sebut DK PBB Telah Gagal Cegah Berlanjutnya Perang Israel-Hamas
Roket yang diluncurkan di perbatasan Israel dan Gaza setelah gencatan senjata sementara berakhir.    (REUTERS)

GAZA (RIAUPOS.CO) - Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva menilai berlanjutnya pertempuran di Gaza antara Israel dan kelompok pejuang Hamas disebabkan karena kegagalan Dewan Keamanan (DK) PBB dalam menghasilkan keputusan yang bisa dihormati semua pihak. Dia mengkritisi kurangnya kewarasan dan otoritas DK PBB dalam merespons konflik di Gaza.

“Jika kita memiliki pemimpin sejati, jika kita memiliki badan yang membuat keputusan yang akan dihormati dan dipatuhi dan itu adalah DK PBB, kita tidak akan mengalami perang ini,” kata Lula dalam wawancara dengan Al Jazeera.


Dia menggambarkan situasi di Gaza sebagai kegilaan dengan jatuhnya ribuan korban jiwa, termasuk anak-anak, serta pengeboman terhadap rumah-rumah sakit di daerah kantong tersebut. Dia menekankan bahwa Israel mempunyai hak untuk membela diri, tetapi mengkritik pembunuhan yang tidak perlu terhadap perempuan dan anak-anak yang tidak bersalah. Lula kemudian menyerukan terwujudnya hidup berdampingan secara damai antara Palestina dan Israel.

Mendesak solusi diplomatik terhadap konflik tersebut, Lula mengkritik Presiden AS Joe Biden karena kurang sensitif untuk menyerukan penghentian pertempuran. Lula juga mengkritik Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dengan menyebutnya sebagai pemimpin yang tidak perhatian terhadap isu-isu kemanusiaan. Dia menekankan perlunya rasa hormat terhadap rakyat Palestina.

Tentara Israel kembali mengebom Jalur Gaza pada Jumat (1/12) pagi setelah menyatakan berakhirnya jeda kemanusiaan yang berlangsung selama sepekan. Sedikitnya 193 warga Palestina tewas dan 652 orang terluka akibat serangan udara Israel sejak Jumat (1/12), menurut data Kementerian Kesehatan Gaza.

Jeda kemanusiaan dimulai pada 24 November sebagai bagian dari kesepakatan antara Israel dan Hamas untuk menghentikan sementara pertempuran guna memungkinkan pertukaran sandera dan pengiriman bantuan. Lebih dari 15.000 warga Palestina, sebagian besar anak-anak dan perempuan, tewas dalam serangan Israel sejak 7 Oktober 2023 yang dilancarkan untuk membalas serangan lintas batas oleh Hamas. Sekitar 1.200 warga Israel juga telah terbunuh, menurut data pemerintah.

Sumber: Jawapos.com
Editor: Edwar Yaman

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook