NEWYORK (RIAUPOS.CO) - Mengawali Februari 2021, New York, Amerika Serikat, memutih sejak Senin (1/2/2021). Badai mengakibatkan jalan, trotoar, dan sebagian gedung tertutup salju. Bandara-bandara dan sekolah-sekolah terpaksa ditutup. Begitu pun kegiatan vaksinasi.
Ada lebih dari 1.600 penerbangan yang ditunda. Mayoritas berasal dari bandara di New York, Boston, Philadelphia, dan Washington.
Sejatinya badai terjadi di seluruh wilayah pantai timur AS. Badan Prakiraan Cuaca Nasional sudah memberikan peringatan kepada penduduk, mulai wilayah Virginia hingga Maine. Namun, New York yang terdampak paling parah.
Badai salju bercampur angin kencang berkekuatan 80 kilometer per jam melumpuhkan sementara kota yang akrab disebut Big Apple tersebut.
’’Manhattan berbahaya dan tidak bisa dilewati. Orang-orang terjebak,’’ kata Gubernur New York Andrew Cuomo seperti dikutip CBS Local.
Dia menegaskan bahwa situasinya bisa mengancam nyawa.
Pemerintah New York bahkan sebelumnya sempat mendeklarasikan status darurat. Penduduk dilarang keluar rumah jika tidak ada keperluan yang sangat penting. Hampir seluruh transportasi publik berhenti beroperasi. Meski status darurat telah berakhir, pemerintah tetap berharap penduduk tidak bepergian lebih dulu. Dengan begitu, mobil pengeruk salju bisa beroperasi secara maksimal.
Sekolah-sekolah juga masih tutup kemarin. Pembelajaran dilakukan secara jarak jauh.
Badan Prakiraan Cuaca mengungkapkan, badai akan tetap berlangsung hingga hari ini meski tidak sekuat Senin lalu. New Jersey mengambil langkah serupa dengan New York, yakni memberlakukan status darurat.
’’Badai ini akan memburuk sebelum akhirnya mereda,’’ ujar Gubernur New Jersey Phil Murphy seperti dikutip Agence France-Presse. Imbas lain, enam lokasi vaksinasi berskala besar di negara bagian tersebut ditutup kemarin.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Eka G Putra