Gagalnya Perpanjangan Gencatan Senjata Picu Konflik Lanjutan di Gaza

Internasional | Sabtu, 02 Desember 2023 - 23:31 WIB

Gagalnya Perpanjangan Gencatan Senjata Picu Konflik Lanjutan di Gaza
Ledakan dan asap mengepul di langit Gaza. (ANADOLU AGENCY/)

GAZA (RIAUPOS.CO) - Pertempuran di Gaza kembali memanas pasca masa gencatan senjata gagal diperpanjang. Dilansir dari reuters.com pada Sabtu (2/12), pertempuran kembali terjadi setelah pembicaraan perpanjangan gencatan senjata antara Israel dan Hamas gagal dicapai.

Menurut para mediator, pemboman yang dilakukan Israel telah mempersulit upaya untuk menghentikan permusuhan kembali. Wilayah Timur Khan Younis menjadi sasaran serangan udara Israel pada Jumat (1/12), setelah tenggat waktu gencatan senjata berakhir. Kolom asap tebal terlihat membumbung ke langit.


Warga berbondong-bondong menuju jalanan dengan membawa barang bawaan di atas gerobak, mencari perlindungan lebih jauh ke wilayah Barat. Israel menyatakan pasukan darat, laut dan udaranya telah menyerang lebih dari 200 target militer Hamas di Gaza sebagai respons.

Data dari otoritas kesehatan Palestina menyebutkan setidaknya 184 orang tewas dan 589 lainnya luka-luka akibat serangan itu. Lebih dari 20 rumah warga juga dilaporkan hancur. Pada Sabtu pagi, sirine peringatan serangan roket Hamas kembali terdengar di pemukiman Israel di luar Gaza.

Meski demikian, belum ada laporan kerusakan atau korban jiwa parah. Rekaman dari Israel Selatan menampilkan suara ledakan dan asap membumbung tinggi dari Gaza.

Kedua belah pihak saling menyalahkan atas gagalnya perpanjangan gencatan senjata. Hamas sebelumnya bersedia melepaskan para tawanan Palestina sebagai imbalan pembebasan warga Palestina yang ditahan di penjara Israel.

Kondisi kemanusiaan di Gaza kini semakin parah. “Neraka di bumi telah kembali ke Gaza,” kata Jens Laerke, juru bicara kantor kemanusiaan PBB di Jenewa.

Gencatan senjata sebelumnya sudah diperpanjang dua kali sejak dimulai pada 24 November lalu. Israel mengklaim siap lanjutkan selama Hamas membebaskan 10 tawanan per harinya. Namun pembicaraan akhirnya gagal setelah tujuh hari pembebasan sandera perempuan, anak-anak dan warga negara asing.

Israel menuduh Hamas menolak melepaskan semua tawanan perempuan yang mereka tahan. Sementara itu, pejabat Palestina mengklaim perundingan justru gagal karena tuntutan berlebihan dari tentara Israel.

Qatar sebagai mediator utama menyatakan negosiasi tetap berlanjut meski pemboman terbaru telah mempersulit kesepakatan damai. Dari sisi Israel, pembebasan sandera disebut sebagai “prioritas tertinggi” untuk melanjutkan kembali gencatan senjata.

Di tengah ketegangan itu, Lebanon selatan yang berbatasan dengan Israel juga dilaporkan terkena imbasnya. Media Lebanon melaporkan penembakan Israel di perbatasan telah menewaskan tiga warga negaranya pada Jumat kemarin.

Dua di antaranya diklaim sebagai militan Hizbullah, sekutu Hamas. Sementara di Gaza sendiri, warga dan pejabat Hamas mengklaim pertempuran sengit terjadi antara militan Hamas melawan pasukan dan tank Israel di Sheikh Radwan, Gaza Utara.

Korban dilaporkan banyak berjatuhan, namun jumlah pastinya belum diketahui. Serangan balasan Israel paling intensif menyasar wilayah Khan Younis dan Rafah di Gaza bagian selatan pada Jumat kemarin. Diperkirakan ratusan ribu warga mengungsi dan berlindung di kedua wilayah itu untuk menghindari pertempuran di Gaza Utara.

Pemerintah setempat bahkan menyebarkan selebaran yang memerintahkan warga di empat kota Timur Khan Younis untuk segera mengungsi, kali ini ke wilayah selatan hingga Rafah.

“Anda telah diperingatkan,” tulis selebaran tersebut dalam bahasa Arab.

Di Kota Rafah, ratusan warga terlihat membopong anak-anak yang bersimbah darah dan debu keluar dari rumah yang hancur dihantam bom Israel. Menurut kesaksian warga, rumah-rumah yang ambruk itu sebelumnya melindungi pengungsi dari daerah lain.

Sumber: Jawapos.com
Editor: Edwar Yaman

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook