KTT PERUBAHAN IKLIM

Takut, Erdogan Tak Hadir di COP26 di Glasgow

Internasional | Selasa, 02 November 2021 - 05:08 WIB

Takut, Erdogan Tak Hadir di COP26 di Glasgow
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. (REUTERS/DAILY MAIL)

LONDON (RIAUPOS.CO) - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan memutuskan untuk tidak menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) COP26 karena pihak Inggris tak memenuhi tuntutan standar keamanan yang diminta Turki.

Informasi ini disampaikan oleh dua pejabat Turki pada Senin (1/11/2021).


Mengutip Reuters, Erdogan langsung kembali ke Turki setelah mengikuti pertemuan G20 di Roma, alih-alih pergi ke Glasgow untuk menghadiri COP26.

Kantor Kepresidenan Turki tidak memberikan alasan atas kepulangan Erdogan ini.

Salah satu pejabat yang meminta identitasnya dirahasiakan menceritakan, ada masalah protokol dalam menyambut kehadiran Erdogan di acara itu.

Sementara itu, seorang pejabat lain mengatakan pihak berwenang Inggris belum memenuhi permintaan Turki soal protokol dan keamanan dalam mengikuti rangkaian acara.

"Presiden mengambil keputusan ini karena tuntutan kami mengenai jumlah kendaraan untuk keamanan dan beberapa tuntutan terkait keamanan lainnya tidak sepenuhnya dipenuhi (Inggris, red)," kata pejabat anonim tadi kepada Reuters.

Sebelumnya, Erdogan dikabarkan akan bertemu dengan Presiden Amerika Serikat Joe Biden dalam COP 26, dikutip dari Anadolu Agency. Rencananya, keduanya akan membicarakan masalah jet tempur F-35.

Erdogan mengatakan, Turki telah membayar US$ 1,4 miliar (Rp19,9 triliun) untuk jet tempur F-35, tetapi jet itu tidak dikirimkan oleh AS.

Turki sendiri merupakan salah satu negara yang terancam masalah perubahan iklim.

Mengutip Program Pembangunan PBB (UNDP) Turki kini menghadapi suhu yang semakin panas dan penurunan curah hujan. Fenomena ini akan menyulitkan proses produksi pangan di negara itu akibat kekurangan air.

Dalam pertemuan G20, Erdogan menyampaikan bahwa Turki juga merupakan salah satu negara yang paling terpengaruh oleh perubahan iklim, meskipun negara itu hampir tidak memiliki tanggung jawab historis atas peningkatan gas rumah kaca di atmosfer.

"Perubahan iklim tidak hanya mempengaruhi negara-negara tertentu yang paling mencemari dunia, tetapi mempengaruhi seluruh umat manusia, dimulai dari negara-negara yang ada di benua Afrika," tutur Erdogan.

Sumber: Reuters/AFP/CNN/Daily Mail
Editor: Hary B Koriun









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook