JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Terkait masalah etnis Rohingya, yang mendapat perlakuian keji yang diduga dilakukan oleh tentara Myanmar, Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Priansari Marsudi mengaku sudah bertemu dengan Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) Antonuo Guterres.
Diakuinya, dalam pertemuan pada Jumat (1/8/2017) malam itu, Guterres mengapreasiasi Indonesia lantaran berperan dalam membantu etnis Rohingya tersebut.
"Indonesia diharapkan melanjutkan perannya dalam membantu penyelesaian krisis kemanusiaan itu," katanya dalam keterangan tertulis yang diterima JawaPos.com, Sabtu (2/9/2017).
Di sisi lain, dalam pertemuan itu, PBB dan pemerintah Indonesia sepakat menyampaikan keprihatinannya dalam kasus etnis Rohingnya tersebut.
"Sampaikan keprihatinan dengan situasi kemanusiaan saat ini," tuturnya.
Di samping itu, dia pun menyampaikan seruan untuk menghentikan kekerasan terhadap etnis Rohingya tersebut.
"Semua kekerasan harus dihentikan, proteksi harus diberikan kepada semua umat," tandasnya.
Bentrokan Rohingya menjadi eskalasi terbaru dari kekerasan yang telah melanda Rakhine sejak Oktober lalu. Militer Myanmar kala itu menuding Rohingya menyerang pos keamanan di perbatasan di Rakhine sehingga menewaskan sekitar sembilan polisi.
Aparat keamanan Myanmar dalam operasi balasan atas serangan tersebut diduga menyikshingga membunuh warga Rohingya secara membabi-buta hingga menewaskan sedikitnya 80 orang dan memaksa sekitar 87 ribu Rohingya mengungsi ke luar Myanmar.
Adapun laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa juga telah memberi kesimpulan bahwa militer Myanmar melakukan penyiksaan hingga pemerkosaan terhadap warga Rohingya di sana. Situasi di Rakhine kembali memburuk sekitar awal Agustus ketika tentara kembali memulai operasi yang mengakibatkan ketegangan bergeser ke kota Rathetaung.
Di tempat itu, masyarakat Buddha dan Rohingya tinggal berdampingan. (cr2)
Sumber: JPG
Editor: Boy Riza Utama