Simpati Indonesia mengecam serangan itu disampaikan langsung Presiden Joko Widodo (Jokowi). Jokowi menyampaikan bela sungkawa dan duka atas nama seluruh rakyat Indonesia untuk keluarga korban, pemerintah dan rakyat Perancis. ’’Kami mengutuk keras serangan teror di Perancis,’’ ujarnya dalam jumpa pers di Bandara Halim Perdanakusuma Jakarta, yang hendak bertolak ke Turki, Sabtu (14/11).
Meski dibuat sedih dengan peristiwa itu, Jokowi tetap memilih untuk bertolak menuju Antalya, Turki, menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20. Dia juga berjanji akan mengajak semua negara untuk mencari solusi yang tepat. Menurutnya, terorisme dalam bentuk apapun tidak dapat ditolerir. ’’Kami mengajak dunia internasional untuk memerangi terorisme,’’ katanya.
Dalam KTT G20, Presiden Jokowi didampingi Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, dan Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro. Serangan teror juga tidak mengganggu rencana keberangkatan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) ke KTT APEC di Manila, Filipina, pada 17 - 20 November nanti.
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin turut bersuara atas aksi terror yang terjadi. Lukman menegaskan, tindakan kekerasan yang terjadi di Paris tidak bisa dibenarkan, apapun motif dan alasannya. “Tindak kekerasan yang terjadi di Paris yang mengakibatkan jatuhnya ratusan korban jiwa dan luka-luka, sama sekali tidak bisa dibenarkan. Kita semua harus menentang tindakan yang menista martabat kemanusiaan seperti itu,” tuturnya.
Selain itu, Lukman berpesan agar semua pihak bisa menahan diri untuk tidak mengaitkan tindakan kekerasan itu dengan agama tertentu. Karena, menurutnya, tak ada satupun agama yang mentolerir praktik pemaksaan kehendak dengan kekerasan.
Sementara itu, Kapolri Jenderal Badrodin Haiti yang ikut mengantar keberangkatan Presiden Jokowi, mengakui jika analisis sementara dari dunia internasional mengarah pada dugaan keterlibatan kelompok ISIS dalam serangan di Paris. ’’Kita terus koordinasi apakah memang ada kaitan dengan ISIS,’’ katanya.
Menindaklanjuti permintaan untuk memperketat pengamanan di dalam negeri, Badrodin mengatakan jika salah satu prioritas peningkatan keamanan adalah kantor-kantor Kedutaan Besar negara sahabat, baik pengamanan tertutup maupun terbuka. ‘’Khusus untuk pengamanan luar, akan kita tambah (pasukan),’’ ucapnya.
Hal tersebut sudah diterapkan di Kedutaan Perancis di Jalan Thamrin, Jakarta. Sekitar empat polisi dari unit Direktorat Pengamanan Objek Vital (Dit Pam Obvit) berjaga. Duta Besar Prancis untuk Indonesia Corinne De Breuze pun mengapresiasi bantuan dari pemerintah Indonesia dalam pernyataan singkatnya kemarin (14/11).