BENGKALIS (RIAUPOS CO) - Sempena Kujungan Kerja (Kunker) Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia (Wamen LHK RI) Alue Dohong di Kecamatan Bukit Batu, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bengkalis tidak menyia-nyiakan momen itu untuk menyampaikan aspirasi. Terutama masalah abrasi yang sangat mengkhawatirkan dan menjadi isu sensitif daerah.
Di hadapan Wamen LHK RI, Wakil Bupati (Wabup) Bengkalis H Bagus Santoso mengatakan, sebagian besar pantai di Pulau Bengkalis maupun pantai Rupat di Kabupaten Bengkalis, saat ini mengalami abrasi dengan tingkat abrasi yang bervariasi. Khusus pantai utara Bengkalis bagian barat merupakan pantai yang mengalami abrasi paling parah, sedangkan bagian selatannya mengalami sedimentasi.
"Pada kurun waktu 26 tahun terakhir, telah terjadi abrasi di Pulau Bengkalis dengan laju abrasi rata-rata 59 hektare per tahun, dan laju sedimentasi 16.5 hektare per tahun. Hal ini menunjukkan bahwa, Pulau Bengkalis mengalami pengurangan luas daratan yang cukup besar. Yaitu rata-rata 42.5 hektare/tahun. Sedangkan kedua pulau tersebut termasuk dalam kawasan perbatasan negara," ucap Bagus.
Lebih lanjut Wabup menambahkan, pihaknya percaya, jika tidak ada intervensi dari negara, maka bisa saja batas negara akan berubah karena abrasi tersebut. Karena diperburuk dengan mundurnya garis pantai. Sehingga mempengaruhi sumber daya alam pada zona ekonomi eksklusif, mata pencaharian masyarakat, infrastruktur jalan, rumah masyarakat, fasilitas umum dan fasilitas sosial, semuanya akan terancam rusak.
"Tentunya hal itu menjadi ancaman bagi kedaulatan Indonesia. Makanya setiap pejabat pusat yang datang kami tidak segan-segan menyampaikan persoalan ini ke pemerintah pusat," ujarnya.(ifr)
Laporan: Abu Kasim (Bengkalis)
Editor: Edwar Yaman