RENGAT (RIAUPOS.CO) -- Pemerintah Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu) mendukung dan mensupport pendampingan yang dilakukan Widya Erti Indonesia (WEI) terhadap 10 Kelompok Wanita Tani (KWT). Di mana keberadaan KWT tersebut untuk peningkatan perekonomian keluarga dan penyamaan gender.
Keberadaan 10 KWT itu berada di Kecamatan Batang Gansal dan Kecamatan Seberida dalam wilayah Kabupaten Inhu. Dari 10 KWT tersebut terdapat sebanyak 145 perempuan yang bakal didorong untuk berperan dalam meningkatkan pendapatan rumah tangganya.
KWT tersebut juga bagian dari anggota Perkumpulan Petani Sawit Swadaya - Karya Serumpun (PPSS KS). Sebab pada tahun lalu, 340 petani swadaya sawit tergabung dalam PPSS KS telah berhasil mendapatkan sertifikat RSPO.
"Apa yang dilakukan WEI juga sejalan dengan program Pemkab Inhu dalam pemulihan ekonomi masyarakat akibat dampak Covid-19. Makanya dinilai wajar untuk didukung dan disuport," ujar Bupati Inhu yang diwakili Kepala Dinas Ketahanan Pangan (DPK) Inhu, Ir Hj Isnidar pada acara kick-off dan sosialisasi program pemberdayaan ekonomi KWT di Hotel MM Belilas, Kamis (4/8/2022).
Pihaknya berharap, dengan adanya pendampingan dari WEI dapat mewujudkan kesejahteraan keluarga, baik dari segi peningkatan gizi keluarga maupun peningkatan pendapatan keluarga. "Ke depan hendaknya, WEI juga mengembangkan pendampingan terhadap kelompok lainnya. Karena hingga saat ini ada 100 lebih kelompok tani yang terdaftar," harapnya.
Sementara itu, Manager Program dan Operasional WEI, Wira Natha Krisna mengatakan bahwa, kegiatan ini dilatarbelakangi oleh keresahan petani kelapa sawit swadaya atas kerentanan matapencaharian dan pendapatan. Sehingga melalui program ini, mendukung para isteri petani untuk ikut bergerak dalam menciptakan pendapatan alternatif yang dapat menyokong pendapatan utama rumah tangga.
Program pemberdayaan ekonomi KWT ini sambungnya, memuat serangkaian pelatihan sebagai sarana peningkatan kapasitas dan pengetahuan para anggota KWT. "Dimulai dari pelatihan pengembangan produk lokal, kemasan, pemasaran digital, pengelolaan keuangan, hingga penyusunan proposal pendanaan," ucapnya.
Lebih jauh disampaikannya, tidak hanya dibekali edukasi terkait pemberdayaan ekonomi, para anggota kelompok juga diberikan materi terkait kesetaraan gender. Hal itu terdiri dari kesetaraan gender dalam rumah tangga dan tempat kerja, diskriminasi gender dan cara menyikapinya, hingga pengarustamaan gender sebagai modal pembangunan nasional.
"Kami sebuah yayasan di bawah naungan Unilever yang bergerak dan pendampingan masyarakat marginal di Indonesia salahsatunya di Kabupaten Inhu. Semoga melalui KWT ini dapat menghasilkan produk lokal unggulan," terangnya.
Laporan: Raja Kasmedi (Rengat)
Editor: Rinaldi